10 Mei 2013

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku


"Dari Cisompet, Bu" kata pembantu baru itu kepada isteriku ketika ditanya asalnya dari mana.

"Cisompet ? daerah mana tuh"

"Itu Bu" Garut terus ka kidul .. jauh, dekat perkebunan teh" jelasnya lagi dengan wajah memerah karena malu-malu kali. Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa lainnya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badannya sedikit agak gemuk.

"Pameumpeuk, maksud kamu" kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.


"Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut pisan ka laut"

"Berapa umur kamu"

"Bulan depan 21 tahun, Bu"

"Udah berkeluarga ?"

"Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai"

"Punya anak ?"

"Satu Bu, laki-laki, umur 2 tahun"

"Dimana anaknya sekarang ?"

"Di kampung, ikut neneknya"

"Udah pernah kerja sebelumnya ?" tanya isteriku lagi.

"Pernah dua kali Bu". Di Jakarta"

"Kerja di mana ?"

"Pembantu juga bulan, trus pindah ke Swasta hanya sebulan"

"Sebagai apa di swasta"

"Biasa Bu, buruh"

Singkatnya, setelah "wawancara rekrutmen" itu akhirnya isteriku menerima Tini sebagai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya, "interview ? yang dilakukan oleh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. Tapi biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertama Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk"memberi petunjuk" kepada pembantu baru ini.


Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kami inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh-sungguh saya alami sekitar setahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mail-mate dan aku membaca cerita-cerita serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentang pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis.

Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaan. Anak kami orang. Si sulung, laki-laki, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu dan biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta kelas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi.

Walapun aku terkadang "jajan" kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik kepada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mampu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan ? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan "makan" pembantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih.

Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mulai lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini.

Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal-pegal, mulai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk angin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal-pegal tadi aku memutuskan untuk istirahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca.

"Oh" maaf Pak" saya kira Bapak ke kantor" seru Tini kaget.

Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar.

"Engga apa-apa bersihin aja"

"Bapak sakit ?" tanyanya

"Engga". Cuman pegel-pegel badan, kayanya masuk angin"

Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lantai itulah aku "terpaksa" melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pertama : bulat dan putih. Wah "pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahnya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan "kebulatan" dan mantapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun.

Walaupun aku mulai terangsang menikmati guncangan sepasang 'bola’ kembar besar itu, aku segera menghilangkah pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pembantu rumah tangga kamu.
"Kalo masuk angin" mau dikerokin Pak ?" Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ekspresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bekerja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan sendiri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku sempat kaget atas tawarannya itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya.

"Kerokin ?"

"Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal-pegal begini sih biasanya dipijit. Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng".

"Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya" sahutnya.
Tini rupanya memperhatikan isteriku menelepon.

"Dia kan baru dateng 2 hari lagi" lanjutnya sambil terus mengepel. Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali-sekali ngobrol ama pembantu, asal masih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi temuanku,. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-nya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul melebar. Seandainya tubuh Tini ini bisa di "re-engineering", dibentuk kembali, tingginya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan "bahan baku", jadilah tubuh ideal.

"Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin ?"
Hah ? berani bener dia menawari majikan lakinya untuk dipijit ? Tapi kulihat wajahnya serius dan masih tetap polos. Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikannya.

"Emang kamu bisa ?"

"Saya pernah kursus memijat, Pak"

"Boleh" hanya itu jawabanku. Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusnya itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar.

Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oyo apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tini, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa pesan sama dia untuk tak bilang ke isteriku.

"Dipijat sekarang, Pak ?" tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta. Kulihat baru jam 12 siang.

"Kerjaan kamu udah beres ?"

"Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering"

Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak enak kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda.

"Entar aja. Sekitar jam 2"? Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekolah, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan masih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore.

Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku.

"Masuk" Tini nongol di pintu.

"Bapak ada henbodi ?" Maksudnya tentu hand-body lotion.

"Cari aja disitu" kataku sambil menunjuk meja rias isteriku.
Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat.

"Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi"

Celaka ! ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan "pakaian tidur" kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasnya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian "kebesaran" ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu-waktu aku ingin meniduri isteriku. Akupun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis model tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya !

Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum sudah belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya. Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal "menembak" setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendek nya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-geserkan tubuhku.

Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai dari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot-otot di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat.

"Kamu pernah kursus pijat di mana ?" tanyaku membuka percakapan.

"Ehhmm" di" di panti pijat Pak"

"Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ?"

"Iiyyyaa Pak "

"Kok engga bilang"

"Takut engga diterima ama Ibu, Pak"

"Dimana dan berapa lama ?"

"Di panti pijat ———-, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya "

"Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat". Untuk sementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bilang ke Tini, 'jangan bilang ke Ibu ya'

"Sebelum kerja" kan ikut trening dulu seminggu Pak"

"Oh iya..?"

"Soalnya itu emang tempat pijat beneran"

Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat ’serius'. Bukan seperti di Manggabesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks saja.

"Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu"

"Iya sih, cuman cape Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja."

"Kerja memang cape"

"Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 - 6 orang. Penghasilan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada yang nanggung, bisa nabung"

"Kamu senang kerja di sini ?"

"Saya kerasan Pak, semuanya baik sih" Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bersikap baik kepada pembantu.

"Kamu mijit sekarang ini cape juga dong"

"Engga dong Pak, kan cuma sekali-sekali"

"Kalau Bapak minta tiap hari ?"

"Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu"

Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku.

"Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ?"

"Boleh"
Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada kurungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulaimem encet-mencet telapak kakiku.

"Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas"

"Kenapa tadi engga begitu ?"

"Kan Bapak tadi minta punggung"

Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kaki kiri dulu baru yang kanan.

"Apa aja yang diajarin waktu trening ?"

"Pengetahuan tentang otot-otot tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat. Paling engga enak prakteknya"

"Kenapa ?"

"Mijitin para senior, engga dibayar"

Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba-tiba Tini menyingkap sarungku lebih ke atas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah, ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai bereaksi, membesar. Aku yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak"biji"ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, tak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka.

"Cuma itu pelajarannya ?" tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana.
Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan.

"Ada lagi sebetulnya, cuman" malu ah bilangnya"

"Bilang aja, kenapa musti malu"

"Engga enak ah Pak"

"Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat"

"Ahh" itu malu juga"

"Heee". Udah" cerita apa aja yang kamu mau"

"Kan tamu macem-macem orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar"

"Trus ?"

"Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba"

"Coba-coba gimana?"

"Coba itu... ah .. Bapak tahu deh maksud saya "

"Engga tahu" kataku pura-pura

"Itu... tamu yang udah tinggi. Emm... nafsunya" Wah menarik nih.

"Gimana caranya"

"Hmm... ah engga enak ah bilangnya" katanya sambil mengendurkan otot-otot pantatku dengan menekan dan mengguncangkan. Punyaku makin terjepit.

"Bilang aja"

"Dikocok aja"

"Ha"!"

"Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun"

"Kamu diajarin cara ngocoknya ?"

"Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara mengurut itu" .

"Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong" Pantesan dia biasa-biasa saja melihat pria telanjang.

"Buat apa itu diurut" tanyaku lagi.

"Biar jalan darahnya lancar"." Maksudnya peredaran darah.

"Kalo lancar, trus ?"

"Ya.. biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ?"

Mau sih mau, cuman malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang-sedang saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat perangkat-perangkat lelaki.

"Cerita lagi pengalaman kamu" kataku sambil menahan geli.

Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari-jarinya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan-guratan tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.

"Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak"

"Ah masa"

"Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan"

"Gimana sih engga enaknya"

"Banyak tamu yang dateng maunya 'main’, bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main"

"Kalo tamunya ngotot minta"

"Yaah .. dikocok aja, sambil ” Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.

"Sambil apa..?"

"Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang-pegang tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing"

"Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.."

"Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang-pegang, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar, kan langsung surut nafsunya"

Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

Tiba-tiba muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam-diam menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar". Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang".

"Setiap tamu kamu kocok"

"Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok"

Ah pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar

"Kamu ngocoknya selalu sampai keluar"

"Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar."

"Oh iya"

"Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh"

"Oh ..ya"

"Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya. Eh .. tahu-tahu jari saya kesiram air hangat".

"Oh iya .. terus gimana" Saya emang sedikit kaget, tapi pura2 engga tahu supaya dia engga kesinggung"

"Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh"

"Ah masa"

"Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah-basah di situ. Setelah dia pulang spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup"

Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.
Terus, what next ?

Dengan "dingin" nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.
"Sekarang atasnya, Pak"

Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat "tak sengaja" menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku. Uh, padat banget pantat si Tini.

Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu. Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan" dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar-benar dia "bijaksana". Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi-lagi "tak sengaja" menyentuh bukit kanannya". Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.
"Kalau perut memang engga boleh kuat-kuat" katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung".

"Selesai Pak" katanya begitu selesai mengurut perut.
Selesai. Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.

"Engga sekalian" kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.

"Apa pak?"

"Punya Bapak diurut sekalian"

"Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .."

"Tahu dari mana kamu..?"

"Itu, tegangnya masih bagus" katanya.
Anak ini benar-benar dingin. Ekspresi wajahnya biasa-biasa, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan rahasia. Dan kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba-tiba menyingkap sarungku dan lalu. Memegang batang penisku !

"Tuh kan" kerasnya juga masih bagus"

"Ah ..masa"

"Benar Pak, masih tok-cer"

Anak Cisompet ini benar-benar mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.

"Engga apa-apa, biar tambah sip" aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.

"Eehmm.. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu"

”Kan engga perlu bilang sama Ibu"

"Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan" Ibu kan baik banget ama saya"

"Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu" Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh sedapnya. Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan.

Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan-lahan, enak campur geli-geli, pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan
tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki. Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai meninggi "terus mendaki".. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi"..

"Udah Pak"

"Udah ..?" aku kecewa berhenti mendadak begini.

"Masih yahuud begini" kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi

"Ah masa"

"Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum."

"Sebentar lagi aja udah hampir kok"

"Jangan ah pak simpan aja buat Ibu nanti malem"

"Sebentar aja deh"

"Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak"
Akhirnya aku mengalah.

"Iyalah... Makasih ya.. bapak jadi seger nih"

Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini" rasa yang menggantung ini perlu penyelesaian. tiba-tiba aku berharap agar isteriku cepat-cepat pulang.

"Makasi ya Tin" kataku lagi waktu dia pamitan.

"Sama-sama Pak"

Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat-cepat mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben-tumbenan pakai handbody.

Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang

"Eh.. ada angin apa nih"

"Habis seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja" kataku berbohong.

Isteriku sudah maklum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah !

Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut.

Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan "tumpah"?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang !

Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebelakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu-bulu kelamin Tini lebat !

Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terangsang tubuh polosnya ? Tapi aku sudah high sekarang"

Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak "makan siang"? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel ”’.!

Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.

"Eehhmmmmhh"? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya.?

"Katanya mau makan dulu ?"

"Makan yang ini dulu ah .."? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.

"Ehhmmmm kok tumben semangat banget nih tadi malem engga dikasih ama dia ya"?

"Udah kangen sih" Kutanggalkan blazernya.

"Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget”?

"Kan sibuk kemarin”? kubuka kancing blousenya satu persatu.
Padahal kami masih berdiri di balik pintu.

"Alesan"

BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest,"pintu"? nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya
"Ayo.. sekarang"Pak .."? katanya.

Akupun sudah pengin masuk dari tadi.
Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.

"Aaaaafffff hhhhhh" teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok.. goyang.. Kocok.. Goyang.. seperti biasa.

Sampai jari-jari Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat-kuat penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan. Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah "koleksi" lagi ?

Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi..

Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu

”Halo"? suara Tini. Aha !

"Uci ada Tin"?

"Udah berangkat, Pak"?

"Si Ade"?

"Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya"? Kesempatan nih.

"Ya sudah.. ehm.. kerjaan kamu udah beres belum"?

"Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore"?

"Mau kan kamu mijit Bapak lagi? pegal-pegal nih kan udah seminggu"?

"Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ?

"Sekarang"

"Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu"

Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya.

"Maaf Pak, tadi baru mandi" Kata Tini tergopoh-gopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buru-buru.

"Engga apa-apa. Bisa mulai "?

"Bisa pak saya ganti baju dulu"?

Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut.

"Siap Tin"?

"Ya pak"?

Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar-benar bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basa-basi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

"Depannya Pak"?

Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi-lagi hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur.

"Kenapa Tin"? Aku mulai iseng bertanya.

"Ah.. engga" katanya sedikit gugup."

"Cepet bangunnya"

"hi ..hi..hi.."? katanya sambil ketawa polos.

"Iya dong. Kan masih sip kata kamu"?

Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda-tanda dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingat "kesetiaan"? nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak sempat "mendaki", cuman" pengin menyetubuhinya !

"Udah. benar-benar masih sip, Pak"?

"Mau coba sipnya"? kataku tiba-tiba dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah.

"Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu"?

"Engga apa-apa, asal engga ada yang tahu aja”?

Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya.

Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh". Aku mampu bertahan engga nih". Apakah aku akan melanggar janjiku ?

Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan. Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkali-kali. Lama-lama Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak ber-reaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelus-elus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ?

Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu.

"Paak " Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku.

Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya.

Yang penting, dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. benar-benar daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah, putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya.

"Bapak kok nakal sih" Katanya, dan.. tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat-erat lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih.

Kuturunkan tali BHnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.

"Aaahhffffhhhhh". Paaaaak"? rintihnya. Tak ada penolakan. Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku.

Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CD-nya
"Jangan Pak".” Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah "engga bisa dong" aku udah sampai pada point no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin.

"Engga apa-apa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener”? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya.

"Auww". Pelan-pelan Pak. Sakit.!"

"Bapak pelan-pelan nih”? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.

"Bapak sabar ya". Saya udah lamaa sekali engga gini ”?

"Ah masa”?

"Benar Pak"?

"Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh.."?

"Benar Bapak engga bilang ke Ibu kan" ?

"Engga dong gila apa"?
Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugeser-geser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya. Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan.

"Aaghhhhfff"? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi

"Sakit lagi Tin" Tini hanya menggelengkan kepalanya.

"Terusin Pak perlahan"? sekarang dia yang minta.

Aku menekan lagi. Ah, bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. benar-benar penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan. Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung-relung dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba-tiba Tini menggerak-gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar-benar menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. "Ohh nikmatnya"..

Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas". Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki.

"Paaak ooohhhh.."?

"Kenapa Tin ”?

"Ooohh sedapnya”?

Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis !

"Kenapa Tin”?

Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.

"Saya berdosa ama Ibu"? katanya kemudian

"Engga apa-apa Tin.. Kan Bapak yang mau"?

"Iya .. Bapak yang mulai sih. Kenapa Pak, Jadinya saya engga bisa menahan"

Aku diam saja.

"Saya khawatir Pak "

"Sama Ibu, Bapak engga akan bilang ke siapapun"?

"Juga khawatir kalo kalo ”?

"Kalo apa Tin ?

"Kalo saya ketagihan"

"Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja"?

"Ya itu masalahnya"?

"Kenapa ?

"Kalo sering-sering kan lama2 ketahuan .."?

"Yaah harus hati-hati dong"? kataku sambil mulai lagi menggoyang.

Kan aku belum sampai.

"Ehhmmmmmm" reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat.

Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat. Aku merasakan hampir sampai di puncak.

"Tin"

"Ya Pak"

"Bapak. hampir sampai”

"Teruus Pak"?

"Kalo.. keluar gimana ?

"Keluarin..aja Pak… engga apa-apa"

"Engga.. usah dicabut"?

"Jangan.. pak, aman kok"

Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam-dalam. Kusemprotkan maniku kuat-kuat di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas.

Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang "gurih"?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ?

"Tin"

"Ya .. Pak"

"Makasih ya benar-benar nikmat"

"Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat"

"Masa .."

"Iya Pak. Ibu benar-benar beruntung mendapatkan Bapak"

"Ah kamu”

"Baner Pak. Sama suami engga seenak ini"

"Oh ya ”

"Percaya engga Pak". Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ”

"Emang sama suami engga melayang, gitu"

"Engga Pak. Seperti yang saya bilang, punya Bapak bagus banget"?

"Katamu tadi". Udah berapa lama kamu engga begini .."?

"Sejak".ehm".. udah 4 bulan Pak"?

"Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan"?

"Benar ”

"Trus "?

"Waktu itu saya kepepet Pak"

"Sama siapa"?

"Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus"

"Cerita dong semuanya"!

"Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu"?

"Trus"?

"Saya waktu itu benar-benar butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau"

"Pernah sama tamu yang lain "?

"Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti"

"Kapan kamu terakhir "main" ?

"Ya itu, sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah "main", sampai barusan tadi sama Bapak. Enak banget barusan, kali karena udah lama engga ngrasain ya Pak atau emang punya Bapak siip banget hi..hi.."?

Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang "legit"?, lengket-lengket sempit, dan seret.

"Kamu engga takut hamil sama tamu itu ?"

"Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB).

"Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya hamil ya"?

Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil.

"Jam berapa Pak ?"

"Jam 4 lewat 5"

"Pijitnya udah ya Pak, saya mau ke belakang dulu"

"Udah disitu aja" kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku.

Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi. Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.

Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CD-nya, tangannya kupegang, kuremas.

"Bapak pengin lagi, Tin"

"Ah, nanti Ibu keburu dateng, Pak"

"Masih ada waktu kok"?

"Ah Bapak nih, gede juga nafsunya"? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi. Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku..

Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai"berani"? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku


Hai semua pengemar cerita sex dan cerita dewasa ngentot perkenalkan dulu nama gw Hendro 29 tahun sedangkan istri gw lisha 30 setahun lebih tua dari gw, gw ingin menceritakan kisah sex nyata dalam kehidupan rumah tangga kami yang sayang kalo kami simpan dan ketahui bertiga saja, gw dan istri gw pertama kali ketemu saat gw pindah tugas di kantor yang sama dengan istri gw, hubungan kami selalu hangat dikeseharian selama 5thn lebih kami jalani. kami saling terbuka, saling jujur dan dari semua itu kami bisa saling percaya satu sama lain, untuk kehidupan sex kami saling terbuka terhadap apa yang masing-masing inginkan dan fantasikan. Berawal dari hoby kami yang sama-sama senang menonton filmbokep dan saling berfantasi dalam bercinta kehidupan sex kami berdua menjadi liar tak terkendali. Berikut cerita dewasa ngentot istri ditonton pembantu

Saling bercerita tentang pengalaman sex sebelum kami menikah, sebelum kami berpacaran dan menikah, lisha adalah wanita primadona di kantor. lisha cukup cantik dengan wajah sedikit oriental meski berdarah jawa. tingginya kira2 168 dengan tubuh yang padat berisi dan kulit putih mulus terawat, cukup banyak teman-teman kantor yang sering mengajaknya keluar makan malam dan kencan dengan lisha, namun selama itu lisha hanya menjalaninya sebatas jalan dan makan malam tidak pernah lebih dari itu. namun pengalaman sexnya lebih banyak ketika lisha kuliah dulu, ketika kami akan bercinta gw sering menyuruh lisha bercerita dan mengingat pengalaman sexnya dulu. gw suka sekali saat dia mercerita dan merangsang gw dengan handjobnya yang hot. dia bercerita tentang pengalamannya ketika pertama diperawani, cowok keduanya yang selalu lisha puji karena punya kontol yang gede dan panjang, cowok ketiganya yang belum pernah masukin kontolnya karena takut lisha hamil namun hampir setiap hari minta HJ dan BJ, dan beberapa kenakalannya ketika HJ dan BJ teman2 cowoknya dulu yang bukan pacarnya.
lisha pun terkadang meminta gw menceritakan pengalaman gw dengan cewek sebelum kami menikah, fantasi seperti itu membuat perasaan menjadi ga karuan horny+cemburu+penasaran, sering kami saling masturbasi bersama dengan bergantian bercerita hal2 semacam itu terkadang kami bercinta dengan menyebut nama mantan kami masing2 dan hal itu menjadikan acara bercinta kami menjadi luar biasa.
Eksibisionis pertama kami, hari itu hari sabtu saat libur weekend kami berdua.pagi itu gw lagi asik menonton TV lisha datang menghampiri gw
“pi ada acara ga hari ini?” tanya lisha pada gw “ga ada emang napa?” kata gw balik bertanya
“cari ide gila dong… gw lagi pengen ‘nakal’ nih” ajak lisha sambil bersandar di samping gw .
“ide gila apaan ya…?” saut gw sambil mencoba berfikir.
tiba2 tangan lisha bergerilya mengelus kontol gw yang masih pulas tidur di dalam celana boxer gw .
“ayolah masa ga ada ide?” tanya lisha mendesak gw
Tangan lisha menurunkan celana boxer gw hingga terlihat utuh kontol gw, melihat kontol gw dalam posisi bebas langsung lisha menyambarnya dengan mulut dan memainkannya dengan lidah, merasakan permainan mulut dan lidah lisha kontol gw langsung tegap berdiri,kami lagi melakukan di ruang tengah tempat kami nonton TV dan berkumpul, dirumah kami selain gw lisha dan anak kami yang berumur 4thn juga ada sepupu lisha dari jakarta yang kuliah dikota ini dan kartika seorang pembatu kami yang sekaligus baby sitter, kartika sudah sekitar 2 tahun bekerja di rumah kami umurnya masih muda 24 thn.hari ini anak gw tidak dirumah kakek dan neneknya mengajak anak gw bermalam di rumah mereka.nindy sepupu lisha sedari pagi tadi sudah keluar ga tau kemana.tinggal kartika pembantu gw yang tadi gw lihat di dapur memasak untuk sarapan kami, sekitar hampir sepuluh menit lisha mainin kontol gw dengan mulutnya kemudian gw mengangkat tshirt biru lisha melepaskan dari tubuh montoknya. terlihat toket lisha yang tak tertutup bra bergelayut bebas.
“kalo cari idenya sambil ML pasti dapet pi…” kata lisha sambil berdiri didepan gw
Dia menurunkan celana pendeknya sekaligus cd merah yang dia pakai. memek tembem faforit gw tersaji di depan mata gw, gw turunkan juga boxer gw sambil duduk dan melepaskah tshirt putih gw, sekarang kami telanjang bulat saling berhadapan.lisha tidak langsung mendekatkan tubuhnya pada gw , dia naikkan kaki kanannya di samping paha gw dan dengan lembut dia memainkan memeknya yang terlihat basah. sambil tangan satunya meremas2 toket gedenya. gw hanya menikmati pemandangan itu dengan tangan kanan gw mengocok2 kontol, kemudian lisha menempatkan memeknya di kontol gw yang tegang siap tempur. dia duduk diatas gw dengan menyodorkan toketnya kearah muka gw, dengan nikmatnya dia mendesah bergoyang menikmati tusukan kontol gw dan kuluman gw di puting2nya bergantian, sekitar 5 menit kami bercinta terlihat dari belakang lisha kartika berdiri terkejut saat keluar dari pintu dapur, langsung pelan2 gw memberikan isyarat padanya untuk tenang tak bersuara, bukannya berlalu pergi kartika malah bersandar di dinding menonton lisha menduduki kontol gw, melihat kartika menyaksikan aksi kami perasaann gw menjadi tambah terangsang.
“mi gw ada ide… gimana klo kita bercinta dedepan orang” bilang gw sambil tetap menikmati permainan memek lisha .
“maksud papi ditonton orang lain gitu… wah seru kayaknya pi…” sahut lisha menyetujui ide gw tadi.
“tapi sapa yang mau papi suruh liat?” lanjut lisha sambil menghentikan goyangannya.
“kamu maunya sapa?” tanya gw sambil meremas kedua toketnya.
“sapa aja deh terserah…”sahut lisha sambil melanjutkan gerakan naikturunnya di pangkuan gw .
“oooh…. piii… ngebayangin aja udah gah tahan gw pi…”lisha menggelijang sambil menggigit bibir bawahnya merasakan dinding memeknya dielus kontol gw
Gw sedikit menoleh kearah kartika yang berdiri sambil memainkan bibirnya gemas melihat permainan kami, kartika hanya berdiri sambil merapatkan kedua kakinya dengan tangan dilipat kedepan sambil sesekali menekan2 toketnya.
“ohh… pi.. aaahhh…” erang lisha sambil mengejang tanda orgasmenya datang.
“kayaknya ide bagus tuh pi… ngebayangin aja gw udh ga tahan gini” kata lisha “ga usah dibayangi mi… dinikmati aja… udah ada yang liatin kok dari tadi.”kata gw menyadarkan lisha kalau sedari tadi kartika menikmati pemandangan itu, seketika lisha terkejut dan menoleh kanan kiri dan melihat kartika di belakangnya berdiri dengan wajah merah mungkin malu dan takut.
lisha langsung berdiri membelakangi gw dengan menutup tubuhnya dengan keduatangannya.
“ngapain kamu berdiri disitu?!?!” tanya lisha dengan lantang.
kelihatannya lisha tidak suka dengan kehadiran kartika disana, namun sebelum lisha meneruskan kata2nya langsung gw dorong tubuhnya hingga membungkuk dengan tangan di meja, gw tancapkan lagi kontol gw di memeknya dan dengan gerakan menghentak2 gw menusuk2 memek lisha, lisha terkejut dan kembali mengerang keenakan merasakan tusukan gw yang menyentuh gspotnya, melihat lisha tadi memarahinya kartika pelan2 melangkah hendak pergi.
“oohhh… ah… kartika kamu duduk saja di situ shhh…” perintah lisha pada kartika sambil mendesah2 keenakan.
“aaagghhh…papi kontol kamu enak banget pi… ooohh….” teriak lisha kelihatannya lisha mulai terbakar horny luar biasa setelah tau ada orang lain yang menonton permainan kami, kartika hanya duduk bersandar di sofa tepat disamping kami.
“kartika kamu pernah dient*t ga?” tanya lisha sambil memaju mundurkan pantatnya melawan gerakan pinggaang gw, kartika hanya menggelengkan kepala tanda bahwa dia masih virgin, lisha mendorong tubuh gw kebelakang hingga kontol gw tercabut dari memeknya. lisha meraih lengan gw menariknya menuju kartika yang duduk disebelah kami.
“kartika kamu jangan cerita sama sapa2 ya kejadian ini” mohon lisha pada kartika .
“sebagai imbalannya kamu boleh menonton kami bercinta kapan saja kamu mau… oke…”tambah lisha kartika hanya mengangguk tanda setuju sambil sesekali mencuri pandang pada kontol gw yang tegap berdiri.
“pi gw mau kasih tunjuk kartika kontol papi kalo ngecrotin seperma pi…” kata lisha sambil bersimpuh memainkan kontol gw dengan tangannya dihadapan kartika .
melihat mata kartika melihat tonggkol gw gw semakin terangsang hingga ujung kontolnya membesar.
“ingat kartika … kamu cuma boleh liat tapi ga boleh pegang oke…” kata lisha sambil mendekatkan bibirnya ke kontol gw .
kuluman lisha dan pandangan kartika pada kontol gw membuat cairan gw tak dapat tertahan lagi, merasakan kontol gw berdenyut dimulutnya lisha segera mengeluarkan kontol gw dan mengocoknya hingga cairan itu menyembur ke leher dan dada lisha, kami segera membersihkan cairan2 tersebut di tubuh kami dan terlihat kartika membantu dengan membersihkan cairan gw yang berceceran di karpet ruang tengah itu, kartika mungkin terlalu lugu untuk melihat tontonan seperti itu namun semenjak hari itu selama tidak ada orang lain selain gw lisha dan kartika , kami sering bercinta di sembarang tempat di rumah meskipun tidak selalu kartika menemani kami untuk menonton permainan kami, terkadang kartika hanya lewat saja sambil sesekali berhenti menyaksikan kami dan langsung pergi lagi. mungkin karena takut kepingin atau jijik kami berdua tetap menikmati permainan ini, cerita sex dewasa ngentot istri ditonton pembantu ini akan kami lanjutkan ke edisi kedua apakan gw akan ngentot sama pembantu itu atau kami bertiga ikut dalam permainan ini tunggu aja kelanjutannya

Cerita Dewasa Aku dimandiin Pembantuku Siti

Cerita Dewasa Aku dimandiin Pembantuku Siti- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Aku dimandiin Pembantuku Siti

Aku sedang melamun sendiri dikamar, istri dan anakku sejak kemarin pulang ke kampungnya di Jawa. Aku sendiri malas keluar, walaupun hari ini kantor libur hari sabtu. Tiba-tiba saja kudengar pintu kamarku diketok oleh orang.

" Pak , permisi, Siti mau cuci kamar mandi bapak" terdengar suara pembantuku
" Yah Masuk aja " jawabku
Siti pembantuku pun masuk sambil membawa ember kecil dan yang membuat saya kaget, dia hanya memakai handuk besar yang membungkus dadanya yang besar dan pantatnya yang bahenol.
" Waduh, pake handuk aja ti" kataku sambil menelan liur karena menyaksikan pemandangan yang membangkitkan adekku.
" Iya pak, biar ngak basah baju Siti " jawabnya sambil tersenyum manis dan lirikan matanya yang genit menuju adekku yang hanya di bungkus celana dalam saja.
Kurang lebih 15 menit kudengar suara air yang disiram ke dinding kamar mandi
Wah berarti dia sudah selesai mencuci kamar mandi, akupun cepat-cepat mencopot
celana dalamku, dan langsung kutarik pintu geser kamar mandiku yang memang tidak pakai konci.

" Eh ,pak, " Siti terkejut, ketika melihat aku masuk dalam keadaan bugil, dia segera jongkok dengan keadaan telanjang bulat, sambil menutupi susunya dan menghadap kedinding kamar mandi membelakangiku.
Tapi tetap aja terlihat pantatnya yang bahenol, terlihat mengkilap , hitam, karena sekujur tubuhnya basah kena air ketika mencuci kamar mandi.
Akupun langsung mendekati closet sambil mengacungkan adekku
" Iya Ti, bapak mau kencing nih , udah ngak tahan , kamu sih lama banget cucinya"
Aku sambil pura-pura, mau kencing, tapi boro-boro mau keluar airnya, namanya juga
adek lagi bediri , mana mau keluar kencingnya, mana mata sambil terus melihat kearah Siti yang telanjang bulat sambil jongkok.
" Udah Ti, ngak usah malu, ngak ada orang kok, cuma kita, Bapak aja ngak malu"
Kulihat dia mulai berani mengintip kearah adekku, dia kaget melihat adekku yang sengaja kuacung-acungkan.
" Ti, tolong minta air dong , untuk cuci ini adek bapak " kataku, sambil menyodorkan adekku kuhadapannya.
Dengan takut- takut dan malu, tangan satunya mengambil shower dan tangan satunya tetap menutupi susunya.
" Ayo dong sekalian dicuciin" kataku



Diapun mulai berdiri, dan menyirami adekku dengan shower, sambil matanya terus melihat adekku yang sudah tegang, Adekku ukurannya panjangnya sih biasa saja sekitar 15 cm,tapi gemuk banget , sudah banyak wanita yang kaget dengan ukuran diameter dan bentuk kepalanya yang membesar seperti pukulan gong.
" Ayo jangan cuma di siram, ambil itu sabun sekalian disabunin dong "
Kulihat dia agak kagok, tapi diambilnya juga sabun cair, dan dia mulai menyabuni
adekku .
" Ahhhh,,, enak Ti, Cucinya yang bersih Ti "
" Yah pak." jawabnya sambil terus tertunduk dan menatap adekku.
Sekarang dia juga dalam keadaan telanjang bulat, tidakbisa lagi menutupi susunya , karena kedua tangannya sibuk menyabuni dan menyirami adekku.
Susunya kelihatan benar besar ,masih bulat sekali dan keras sekali dengan pentil yang masih kecil tapi kelihatan sudah berdiri. sedang memeknya kelihatan berupa garis, karena bulunya sudah tidak ada, mungkin dia sering mencukurnya, tapi terlihat jelas bekas bulu yang baru dicukur, makin membuatku nafsu.

Tangankupun mulai memegang susunya dan mengelusnya sambil berkata
" TI, Susu kamu bagus yah. masih montok banget"
" Pak Siti malu pak"
" Ahhhh... . pak......jangan pak...."
Tanganku memelintir pentilnya yang keras, dan tangan satunya sibuk memutar -mutar
susu yang satunya.
" Auwww pak......pakk...."
Dia mulai mendesah, dan pegangannya ke adekku bukan hanya mengelus lagi,tapi mulai meremas dengan kencang.
Mulutkupun mulai bergerilya menciumi susunya dan mulai lidahku mebelit-belit pentil susunya, pelan tanganku yang satunya turun meluncur kearah memeknya.
Jariku menemukan bibir memeknya yang udah licin, bibirnya tipis, aku, mulai mengorek-orek memeknya dan mencari-cari kelentitnya.
" Auuu pak...geli pakk....,Siti geli pak "
Aku terus menjilati pentilnya dan tanganku, menemukan kelentitnya yang cukup besar, terasa sebesar biji kacang tanah, keras, licin dan enak sekali dimaenin dengan tangan.
" Pakkkkkk...Auuuuu...ZZZZZZ. pak Siti...........ngak tahan pak"
Tangannya sudah dengan kasar menggosoj adekku dan sampai kebijinya diperas dengan keras, sampai aku agak terasa sakit.
" Pakkkk....ampun ....pak...Siti....enak.pakkk" desahnya, terus menerus.
" Pelan kuangkat sebelah kakinya , kusandarkan kakinya yang satu di atas bak mandi, lalu lulutku mulai turun kebawah mencari lubang memeknya.
Kujilati bibir memeknya, dan sambil lidahku masuk menjelajahi lubang memeknya yang terasa masih kecil sekali. Lalu lidahku mulai menjilati dan mengulum biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, dan terasa keras serta licin sekali karena air nikmatnya yang banyak keluar.



" Aduhhhhhhhhh...........pak.......Siti ngak tahan pakkkkkkkkkk"
" Auuuuuu......pakk Ampun pak.........Siti enak banget pakkkkk, Memek Siti diapain pak....... Auuuuuuuuuu "
" Memang belum pernah diginiin Ti"
" Belummmmpakkkk....enak ....banget pakkk."
" Auuuuuuzzzzzzzzzzz...... enak pakkkkkkkkkkk"
" Yuk kita keranjang Ti ." sambil keseret kekamarku
Langsung kurebahkan dia diranjangku. langsung kuserbu susunya kujilati dan kugigit
gigit kecil pentilya,
" Pakkkkk....... enak pak.....UZZZzzzz...."
Lidahkupun mulai meluncur kebawah, mulai kujilati bibir memeknya, kutarik dengan bibirku , pelan kubuka memeknya yang hitam, sesuai dengan kulitnya yang hitam manis, bibir memeknya pun hitam dengan bekas bulu yang dickur, makin membuat aku nafsu, pelan kubuka memeknya, terlihatlah dalam memeknya yang berwarna merah tua segar dengan keadaan basah sekali, sangat kontras dan menarik dengan warna bibir memeknya yang hitam , ,kujilati dalam memenya, dan terlihat kelentitnya yang menonjol dengan menantang merah dan licin sekali, langsung kujilati dan kukulum biji kelentitnya.
" Pakkkkkkkkkkk.....aduh pak.....enak......ohhhhhhhhh..ohhhhhh"
Siti menggerakkan memeknya mendekati bibirku, terasa agak asin cairan yang keluar dari memenya, aku suka sekali melihat biji kelentitnya yang keras dan licin, terus kukulum, sehingga dia terus teriak dan mengangkat memeknya tinggi-tinggi
" Aduh pak...ampun pak.....Siti ngak tahan pak...Ngentotin Siti pak"
Akupun berputat dalam posisi 69, dia dengan segera menarik adekku dan langsung dengan rakus mengulum batangnya, lalu turun kebijinya, kedua bijiku disedotnya, bukan main rasanya.
" auuuuuuuu enak ti, terus ti......"

Aku terus menjilati dan menggigit biji kelentitnya, sambil menyedot cairanyang keluar,
tiba-tiba kepalaku dikepitnya dengan keras, dan terasa adekku disedot dan digigit dengankeras oleh Siti,
" Pakkkkkkk....Siti keluar pak.......Aya u........uuuuu "
Dijepitnya dengan keras kepalaku , lalu ia lemas dan kakinya mulai terbuka lagi.
" Aduh pak, enak banget pak, Siti belum pernah diginiin sampe keluar"
"Emang kamu udah sering Ti, " selidikku
" Ngak pak , Siti baru pernah sekali dientot sama pacar dikampung, eh abis dientot di takut Siti Hamil, jadi dia lari dari kampung.
Aku mulai menjilati lagi, memeknya yang semakin merah dalamnya, dan aku
menggigit kecil kelentitnya.
" Aduh..pak....kok..jadi enak lagi yah.."
" Siti rasanya mau enak lagi nih pak"
Setelah puas kujilati semua lubang dalam memeknya, aku pun berputar dan mulai menindih tubuhnya. Pelan kugesek kepala kontolku ke bibir memeknya,
" Auiuuuu,,,,,,pak,,,,,kok,,,enak lagi yah.....aduh pa kkkk"
Pelan kucoba memasukkan adekku kedalam memeknya , sulit sekali sebab lubangnya masih kecil sekali.
" Auu pak...pelan..pak...sakit....****** bapak gede banget..."
" emang ****** pacarmu kecil Ti"
" Kecil pak, punya bapak gede banget apalagi kepalanya segede tinju Siti"
" Bisa-bisa sobek memek Siti pak...."
Pelan kudoron adekku memasuki memeknya, terasa pedih karena sempit
" Auuuu pak,,,sakit pakk,,,,,pelan pelan pak"
Pelan-pelan kepala kontolku berhasil masuk sebatas kepalanya.
Dia sudah menjerit-jerit kesakitan dan keenakan.
" Aduh pakkk....sakir,,,,enak....sakit...pak tapi enak:"
"Gimana mau diterusin ngak Ti, katanya sakit"
" Terus pak biarin , mau jebol juga ngak apa yang penting enak"
katanya sambil memelukku dengan erat.
Dengan tiba-tiba kudorong semua kontolku kedalam memeknya.
" Auuuuuuuuuuuu. poakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk"

Kudiamkan kontolku masuk kedalam memeknya terasa mentok sampai rahimnya
Siti juga terdiam, matanya melotot, sambil menggigit bibir bawahnya,
Aku senang sekali melihat gadis yang melotot ketika kontolku mentok masuk kememeknya.
" Pakkkkkkk.....sakit,,,,tapi enak banget pak, ****** bapak gede banget, sampe penuh memek Siti.
pelan mulai kugenjot keluar masuk memeknya,
" Auusss...sekarang enak banget pakkkkk..au....pakkkk"
Matanya tetap melotot setiap kali kepala kontolku masuk mentok ke memeknya
" Au.....Auu.....Au...." setiap kali kugenjot memeknya Siti terus mengoce dan teriak
Aku senang sekali dengan cewe yang berisik ketika di entot.
Lalu kuputar kaki satunya sehingga keatas, lalu dengan posisi miring kutusuk lagi memeknya.
" Aduh..........pakkk.......auuuu"
Siti lebih menjerit dan melotot lagi, karena kontolku makin masuk kedalam mentok.
" Pak ....k Siti udah ngak tahan mau keluar"
" Sebentar Ti, Bapak juga..........aaaaaa"
Kupercepat genjotanku dengan cepat sekali
" Au--...au...auu......au........................ pakkkkkkkkkkkk"
Siti mengejang dan terasa memeknya memijit dengan keras kontolku, seakan kontolku diperas. lalu akupun merasa sudah mau keluar, dengan hentakan terakhir
kutekan keras memeknya sambil menyemburkan maniku kememeknya.
" Auuuuuuuuuuuutiiiiiiiiiiii. bapak keluarrrrrrrrrrrrrrr"
" Siti juga pakkkkkkkkkkkkkAZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzz"
Lalu saya pun terjatuh diatas badanya.lemas, tapi enak banget,
Memang memek hitam dan merah dalamya enak banget,legit dan empot ayam lagi...

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Tanteku

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Tanteku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Tanteku


Sore yang kelabu saat itu. Aku kesal setengah mati gara-gara rapat BEM yang tidak kunjung menemukan hasil. Jengkel memang aku rasakan, karena semuanya tetak kukuh dengan pendirian dan pendapatnya masing-masing. Terkadang BEM sudah seperti di Senayan saja.

Aku pulang ke rumahku menggunakan motor butut kesayanganku. Motor yang udan nemenin aku selama menjadi mahasiswa di kota ini. Perkenalkan aku Andra, mahasiswa teknik semester 5 universitas negeri di kotaku. Kalo perawakan, aku terusterang sering d bilang ganteng mirip tantowi yahya. Tinggi rata-rata 170 cm, namun agah sedikit padat.

Aku aktif di organisasi BEM semenjak awal semester 4 ini. Aku kira enak menjadi ketua BEM. Namun ternyata tidak seenak yang aku bayangkan. Kuliahku jadi terbengkalai, ntah bagaimana hasil semester ini.

Kita mulai saja ceritanya. Cerita ini adalah cerita yang menurutku serba kebetulan. Aku pung ga nyangka semua ini akan terjadi.
* * *
Sepulang rapat BEM aku langsung pulang ke rumahku. Rumah tanteku lebih tepatnya. Aku tinggal di sana karena tidak ada yang menghuni rumah itu. Tante dan keluarganya telah pindah ke Amerika mengikuti om yang bekerja sebagai seorang supervisor di salah satu perusahaan tambang emas terbesar di dunia. Rumahnya sangat besar, aku tinggal disini bersama dengan seorang pembantu wanitanya tante yang bertanggung jawab membersihkan rumah tersebut.

Sampai di rumah perasaanku emang sudah serba uring-uringan. Rasanya darah tinggiku kumat. Pusing menang, pandanganku kabur sampai aku pingsan di bawah tangga menuju lantai 2 dimana kamarku berada.

Ntah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Yang aku tau waktu aku sadar aku berada di atas sofa ruang keluarga didampingi mbak Yuni.
“den Andra udah sadar..” suara mbak Yuni memecah kebuyaranku.
“ehh... mbak Yuni, aku tadi pingsan yah mbak. Maaf merepotkan mbak, aku emang lagi ga enak badan..”
“ahh,, ga apa-apa lagi den. Emang den Andra kenapa?? kok bisa sampai pingsang segala??”
“ga tau lah mbak, kayaknya darah tinggi ku kumat gara-gara rapat tadi.”
“den Andra ini ada-ada saja, masa masih muda udah kena darah tinggi.”
“hahah... mau gimana lagi mbak, kata dokter emang begitu. Yaudah mbak, aku mau ke atas dulu, mau mandi trus istirahat.”
“jangan lupa makan den. Mbak udah masak tuh. Aden mau makan d bawah atau di atas??”
“di atas aja kalo begitu mbak”

Percakapan kami pun berlalu seiring dengan berjalannya aku menuju kamarku. Mbak Yuni merupakan seorang janda muda beranak satu. Anaknya di tinggal di kampung halamannya bersama dengan keluarganya. Sebenarnya dia cantik, wajahnya ayu, kulitnya putih terawat. Mungkin karena di rumah tidak terlalu banyak kerjaan dia bisa merawat tubuhnya. Yang paling menarik itu tubuhnya yang sangat-sangat proporsional. Payudaranya tetep kenceng walau udah beranak satu dan pinggulnya padet berisi. Bisa di katakan dia adalah miss pembantu, heheh.

Sesampainya di kamar, aku langsung mandi. Walau ada air panas, tapi aku paling malas mandi dengan air panas, soalnya ga ada segarnya jadinya. Setelah mandi aku rebahkan diri di atas ranjang kesayanganku dengan masih mengenakan handuk. Tak lama berselang mbak Yuni datang membawa makanan dan susu coklat hangat kesukaan ku.
“ini den, makanannya. Jangan lupa di makan trus minum susunya biar ga tambah sakit.”
“iya mbak, makasih..” jawabku dengan senyuman.
“kalo gitu mbak ke bawah dulu yah den. Kalo ada apa-apa panggil aja mbak.”
“iya mbak Yuni yang bawel..”

Mbak yuni pun keluar dari kamarku. Langsung saja aku ganti pakaianku dengan pakaian resmi di rumah. Yah celana boxer sama baju singglet. Makanan yang telah d antar mbak yuni pun tak lupa aku santap.

Makanan habis aku pun mulai untuk istirahat. Namun mataku tetap ga bisa di bawa tidur. Ntah kenapa sejak ngeliat mbak Yuni yang tadi makai baju you can see aku selalu kepikiran dia. Biasanya dia lebih suka pakai daster ato baju kaos sama celana pendek selutut. Eh tadi dia pakai celana pendek sepaha plus baju you can see. Pokoknya mempertontonkan banget deh. Pikiranku mulai kotor, aku mulai membayangkan gimana yah kalo aku tidurin mbak Yuni. Tapi aku juga takut, ntar dia marah dan nadu sama om dan tante. Bisa diusir aku. Namun si otong udh minta di kasih jatah dan setan pun membujuk-bujuk supaya cari akal buat bisa nidurin mbak Yuni.

Tak lama lampu neon un menyala di atas kepalaku. Bagai mana kalo aku coba minta pijitin sma mbak Yuni. Kalo berhasil taktik berikutnya bisa nyusul. Emang sih cara ini cara paling kuno dalam menjebak pembantu, tapi apa salahnya di coba.

Aku mulai ideku tadi. Aku turun ke lantai satu untuk mencari mbak Yuni. Aku mencari ke kamarnya, namun mbak Yuni ga ada di sana. Aku cari lagi, mungkin di toilet, tapi juga tidak ada. Malas mencari aku panggil saja dia. Eh ternyata dia lagi nonton di ruang tangah.
“ada apa den?”
“eh mbak Yuni di cariin ke kamarnya alah ada di ruang tengah..”
“iya den, mbak lagi nonton tadi. Ada apa yah den cari mbak?”
“ini mbak, badan aku capek-capek semua. Mbak misa mijit ga?”
“mbak ga bisa mijit den, ntar takut aden jadi salah urat. Aden mau di panggilin tkang urut langganannya nyonya?”
“mbak aja deh mbak, ntar nunggunya lama. Lagian sekarang udah jam berapa.”
“gimana yah den. Tapi kalo salah urat jangan salahin mbak loo..”
“iya deh mbak. Aku tunggu di kamar yah”

Langkah pertama berhasil, sekarang tinggal bagaimana membujuk nya saja. Aku langsung ke kamar. Kubuka bajuku dan langsung aku tengkurep di atas ranjang. Tak lama mbak Yuni datang dengan masih memakai pakaian yang tadi.
“den Andra ada body lotion ga buat mijit?”
“ada tuh mbak di atas meja. Ambil aja.” Kataku singkat
“kalo ga enak bilang aja yah den.”
Aku tidah menjawab. Mbak Yuni duduk di pinggir ranjang dan menuang body lotion ke tangannya dan mulai memijit punggungku. Emang sih pijitannya kurang enak, tapi lumayan lah demi bisa menggoyang ranjang ini.
“mbak kalo susah mijitnya dari samping, naik aja duduk di atas punggung aku mbak, ga apa-apa kok.”
“ahh ga usah den. Ga enak di lihat orang.”
“siapa yang bakal lihat mbak, kan di rumah ini Cuma ada kita berdua, gabakal ada yag liat. Kalo mijitnya kaya gini kan mbak juga yang bakal susah. Ntar pinggangnya keseleo lagi.”
“iya deh den. Maaf loo den.” Katanya sopan sambil beranjak naik dan duduk ke atas pinggang ku.

Saat memijit mbak Yuni terus bercerita tentang pengalamannya bekerja di rumah ini selama 5 tahun terakhir. Ternyata dari ceritanya mbak Yuni emang masih muda. Umurnya baru 25 tahun. Dulu dia nikahnya umur 16 tahun trus punya anak cowok. Waktu dia umur 20 taun dia mulai kerja di sini sama tante, sampai sekarang. Aku berfikir, mungkin inilah saatnya aku mulai melencengkan pertanyaanku.
“sekarang umur anak mbak udah brapa taun??”
“sekarang mah udah 8 taun den, namanya Rangga.”
”pasti orangnya ganteng. Soalnya mamanya cantik banget.”
“ah aden ni bisa aja. Mana pula ada pembantu yang cantik den.”
“serius mbak, mbak itu cantik, putih, sexy lagi. Terus terang aku suka lo sama gaya berpakaian mbak yang kaya gini. Mbak nampak lebih muda dan lebih segar.”
“ihh aden pinter banget ngegombalnya.”
“mbak ga percaya yah. Kalo aku belum punya tunangan, aku mau tuh jadiin mbak pacar.”
“ihh udah ah den. Aden ni ada-ada aja.”

Mbak Yuni terus memijit tubuh ku. Setelah bagian punggung selesai pijitannya pindah ke kaki. Kami terus bercerita dan aku terus memberi serangan agar cita-cita ku tercapai.
“mbak, kok mbak ga nikah lagi? Kan mbak cantik?”
“ga ah den, belum saatnya rasanya. Mbak mau fokos buat ngebesari anak mbak dulu. Mbak mau ngumpulin duit dulu, biar nanti dia ga kaya orang tuanya. Mbak mau dia nanti kuliah kaya den Andra trus jadi orang gede biar bisa ngebehagiain orang tuanya.”
”trus misalnya kalo mbak lagi kepengan gimana mbak?”
“kepengen apa yah den?”
“iya, kepengen itu. Biasanya kalo orang udah berkeluarga dan udah punya anak kan ketagihan buat gituan. Emang mbak ga kepengen lagi gituan?”
“ya kepengen lah den. Tapi mau gimana lagi. Ya terpaksa harus di tahan-tahan aja.”
“kasian yah mbak. Harus tersiksa gini. Tapi kalo mbak emang kepengen aku mau lo bantuin mbak.”
“ihh aden nih. Kan ga boleh den. Ntar ketauan orang bisa brabe. Ehh aden kakinya udah selesai mbak pijit nih.”
“ya ga apa-apa lah mbak, daripada tersiksa. Bagian depan juga dong mbak, masa bagian belakangnya doang.”
Mbak Yuni tampak berfikir karena ucapan ku tadi. Aku berbalik menelentang, terus terang aku lumayan terbawa karena pembicaraan kai tadi, batangku pun mulai berdiri, tercertak jelas dari boxer yang aku pakai. Dan sempat aku melihat mbak Yuni beberapa kali melihat ke arah selangkangan ku.

Sebenarnya ukuran batangku pun tidak begitu panjang, hanya rata-rata orang Indonesia, namun diameternya emang agak besar sekitar 5 cm. Dan saat ini si otong sudah agak ngeceng.

Mbak Yuni mulai memijit badian dadaku, dia memijit dari arah samping. Dan dari sini aku dapat melihat wajah cantiknya dan belahan dada montoknya. Selain itu tanganku juga bergesekan teru dengan paha mulusnya.
“tuhkan mbak masih cantik banget.”
“aden mulai lagi kan. Jangan gitu dong den, mbak kan jadi malu.”
“aku serius lo mbak. Sexy lagi, pasti bakal beruntung orang yang dapat mbak sebagai istrinya nanti.”
Mbak Yuni hanya tersenyum-senyum dengan pujian ku. Dia terus saja memijit dada ku hingga puting kupun menegang. Mungkin dia suka dengan dadaku yang memang bidang karena aku sering angkat beban di tempat aku biasa fitnes.
“mbak, masa mijit dada aku terus. Pijit yang lain dong.” Kataku protes.
“maaf den, keasikan ngobrol sampai lupa deh.”
“ngomong-ngomong ga susah mbak pijit dari situ?”
“iya sih den. Tapi mau ginama lagi. Ntar adeknya aden kedudukin lagi sama mbak.”
“ahh ga apa-apa mbak. Dudukin aja.”
“ga usah lah den, mbak jadi ga enak ntar.”
“enak kok mbak, dudukin aja” memaksa
Mbak Yuni pun pindah duduk ke atas paha ku. Kira-kira pas antara adek ku dengan selangkangannya. Muka mbak Yuni memerah mungkin merasa malu dengan keaadan kami saat ini. Dengan begini payudara mbak Yuni makin terlihat jelas sangat kontras dengan baju hitam yang dia pakai. Lama kelamaan si otong malah semakin bangun. Aku yakin mbak Yuni meaakannya karena dia tepat mendudukinya.

Tanganku mulai nakal mengelus-elus pahanya mbak Yuni. Namun tidak ada penulakan dari mbak Yuni dan tampaknya mbak Yuni juga menikmati elusanku di pahanya. Tidah hanya itu aku mulai menggoyang-goyangkan badanku sedikit demi sedikit, sehingga otongku dapat bergesekan dengan nonanya mbak Yuni, walau masih terlapisi oleh celana kami. Tapi lumayan lah untuk memancing-mancing mbak Yuni.

Wajahnya semakin memerah, nafasnya mulai memburu. Aku dapat merasakan nafasnya semakin cepat. Aku tingkatkan lagi serangan ku. Tangan ku ku pindahkan ke pantatnya dan sedikit aku elus-elus. Selain itu goyangan tubuhku semakin aku perkencang. Namun yang teradi karena goyangan itu, tangannya yang saat itu memijat bahuku malah terpeleset. Dia terjeatu di dada ku. Dan yang lebih ajaib lagi bibirnya mbak Yuni pas mendarat di bibir ku.
“maaf den, mbak kepeleset tangannya.” Mukanya merah padam.
“ga apa-apa kok mbak. Kalo minta tambah boleh ga mbak?” pancingan ku.
“tambah apa den?”
“tambah ciumannya. Heheh” aku cengengesan.
“tuhkan aden tambah nakal. Udah dari tadi tangannya kemana-mana. Sekarang malah minta cium. Ntar mbak aduin sama nyonya lo.”
“jangan dong mbak. Maaf deh, aku Cuma kebawa aja. Tapi mbak suka kan?” jawabku memancing lagi.
Mbak Yuni tidak menjawab pertanyaan ku. Walau begitu dia tetap berada di atas ku. Dengan nafas yang masih memburu menikmati goyangan yang aku berikan kepadanya.

Mbak Yuni tidak melakukan apa-apa. Dia tetap duduk di atasku dan tanyanya tenang menopang badannya di dadaku. Matanya merem, seperti menikmati sesuatu. Goyangan semakin ku percepat. Al hasil mbak Yuni mendesah.

Aku bersorak dalam hatiku. Aku berhasil memancing mbak yuni untuk masuk ke jebakan ku. Kembali ku mainkan tangan ku. Tanganku kembali ke pantatnya mbak Yun dan meremas-remas pantatnya sambil terus menggoyang-goyang. Dia tidak lagi protes dengan apa yang aku lakukan. Dia malah semakin menikmati.
“gimana mbak? Enak ga mbak?”
Mbak Yuni hanya mengangguk, matanya sayu menandakan dia sangat menikmati goyangan ku.
“mau yang lebih enak ga mbak?”
“apa den.?” Jawabnya tersenggal.
“kita main yuk mbak, aku juga ga tahan nih.”
“jangan den, ntar ketahuan orang. Kaya gini aja udah cukup den.”
“ga bakal ada orang yang tau selain kalo mbak yang bilang kepada orang lain mbak.”
“tapi mbak takut hamil den. Trus mbak juga takut kalo ntar aden ngadu sama nyonya.”
“mbak percaya deh sama aku. Aku ga bakal bilang sama siapa-siapa asal mbak juga gitu.” Jawabku sambil membalikkan badan. Sekarang aku berada di atas menindih mbak Yuni sambil terus menggoyang selangkangannya mbak Yuni. Mbak Yuni menikmati banget apa yang aku lakukan terhadapnya. Dia tampaknya sudah setuju dengan apa yang aku ingin kan.

Melihat lampu hijau telah menyala. Tangan ku mulai menggerayangi tubuh mbak Yuni. Bibirku langsung menyambar bibir mbak Yuni dan mbak Yuni pun menanggapi ciuman ku. Tangan ku mulai mendaki gunung indah yang dari dulu menjadi impian ku. Aku remas kedua gunung identik itu terasa banget kalo mbak Yuni ga pake BH di dalamnya. Soalnya putting susu mbak Yuni terasa keras dan mencetak keluar. Ternyata mbak Yuni punya putting yang kecil sehingga dari tadi aku ga sadar kalo mbak Yuni ga pake BH.

Serangan terus ku lakukan. Leher dan belakang telinganya ku cium dan ku jilat. Mbak Yuni menggeliat pertanda nafsunya sangat menggebu-gebu. Tangan kupun telah masuk kedalam baju you can see yang di pakai mbak yuni. Kenyal sekali memang. Si otong berada di puncak akibatnya. Dan pastinya semakin terasa sama mbak Yuni. Cairan beningpun sudah keluar dari ujung penis ku bahkan telah tembus sampai keluar celana boxer yang aku pakai. Tapi mak Yuni lebih parah. Celananya telah basah akibat gesekan yang aku berikan, membuat aku tambah bersemangat menggempur mbak Yuni.
“mbak, bajunya aku buka yah, biar tambah enak.”
Mbak Yuni hanya mengangguk menjawab pertanyaan yang aku berikan. Tak menunggu waktu lama baju mbak Yuni telah terlempar ntah kemana. Remasanku semakin kuat, mbak Yuni semakin menggeracau dan mendesah tak karuan hanya kata kata “ahhh.. sssshhh... dan terus den” yang aku dengar dari tadi. Kedua putting kecil itupun tak lupa aku jilat dan aku hisap. Sangat nikmat rasanya. Meremas sambil menghisap susu besar seperti ini. Tak lupa aku tinggalkan dua tanda cupangan di kedua susunya mbak Yuni. Tanda aku telah pernah menidurinya. Dan tanda yang selalu aku berikan kepada semua payudara yang telah pernah aku hisap.

Gempuran kembali aku tambah. Tanganku turun menuju selangkangan mbak Yuni dan menggosok-gosoknya. Merasa kurang nyaman, aku pelorotkan celana beserta celana dalamnya sehingga sekarang mbak Yuni bugil total. Alangkah terkesimanya aku melihat ternyata mbak Yuni mencukur habis semua bulu kemaluannya. Vaginyanya tampak bersih dan mengkilat karena lendir yang dia keluarkan.

Kembali aku gesekkan tanganku ke bibir vaginanya. Klitorisnyapun tampak membengkak karena nafsunya yang menggebu. Cairan beningpun tampak banjir keluar dari lobang surganya mbak Yuni. Ku jilat vaginanya mbak Yuni. Namun mbak Yuni menolaknya. Dia langsung menutup vagina mulus yang dia punya.
“jorok atuh den. Masa tempat kencing aden jilat.”
“ga apa-apa mbak. Mbak nikmati aja. Pasti rasanya enak banget.” Jawabu meyakinkannya.

Ku angkat tangan mbak Yuni dari vaginanya dan langsung ku sergap. Mbak Yuni tambah menggeracau ga karuan “enak den.. aden bener,.. enak banget... terus den.. hisap yang,.. keras” ucapnya tak karuan. Terus aku jilat dan aku hisap lobang surganya. Jari tengah ku pun aku masukkan ke dalam lubang vagina nya membuat caian didalamnya meluber keluar. Kelihatannya mbak Yuni emang udah lama ga di sentuh sama lelaki. Nafsunya sampai sebegini banget , fikirku.

Tak lama aku menjilat vaginanya mbak Yuni, mbak Yuni mendapatkan orgasmenya yang pertama. Orgasme yang sangat dasyat, sampai sampai muncrat keluar. Langsung saja aku hisap semua cairan kental yang keluar tanpa ada sisa. Lumayan lama mbak Yuni menegang karena orgasmenya. Dia tampak kelelahan karena orgasme pertamanya.
“gimana mbak?? Capek yah mbak??”
“iya den. Mbak jadi lemes gini. Tapi enak banget den. Mbak aden apain tadi sampai mbak kenikmatan gini.. rasanya mbak kaya terbang gitu den” nafasnya tersenggal.
“ga di apa-apain kok mbak. Sekarang mbak istirahat dulu.. ntar aku kasih yang lebih nikmat.”
Mbak Yuni pun ketiduran di kamarku tanpa busana. Spray tempat tidurku basah karena cairannya mbak Yuni. Aku biarkan mbak Yuni istirahat biar nanti mbak Yuni bisa fresh lagi.

Akupun tidur di sebelah mbak Yuni sambil memeluk nya.
***
Aku ketiduran lama, dan terbangun pukul 10 pagi. Untung hari itu aku ga ada jadwal kuliah jadi aku bisa seharian di rumah.

Saat itu mbak Yuni masih tertidur, sepertinya dia benar-benar keletihan semalam.
“mbak.. mbak.. keletihannya sampai ketiduran sampai jam segini.”
Aku bangunkan mbak Yuni dengan meremas-remas dadanya. Namuan dia masih saja tidur. Dasar mbak Yuni. Tidurnya kaya orang mati kataku dalam hati. Aku cium bibirnya pun diamsih belum juga bangun, malahan adekku yang bangun karena ngebangunin mbak Yuni. Mungkin karena semalam aku belum ngeluarin stok sperma yang udah seminggu aku simpan karena ga berhubungan dengan pacar ku.

Vaginanyapun kembali aku gosok-gosok dengan tangan ku. Tapi mbak Yuni tetap tidak bangun, namun lama-lama aku gesek vaginanya menjadi lembab dan basah. Nafasnya pun kembali memburu. Melihat kejadiannya begini, langsung saja aku buka celanaku beserta CD yang aku pakai, keluarlah si otong dari sarangnya dengan tegap minta sarapan pagi.

Mbak Yuni yang sedang tidur ini akan langsung aku genjot buat ngebanguninnya. Aku buka lebar-lebar selangkangannya dan kembali aku jilat biar lendirnya tambah banyak dan ga susah buat coblos lobangnya mbak Yuni.

Setelah 15 menit aku jilat, aku langsung mengambil posisi dan mengancang-ancang kuda-kuda buat menikmati vaginanya mbak Yuni. “dengan masuknya si otong kedalam vaginanya Mabak Yuni, maka aku akan berhasil menjalankan taktik kuno ini” kataku. Si otong aku gesek-gesekkan ke vaginanya mbak Yuni biar ada pelicinnya. Tak lama aku masukkan kontolku pelan-pelan, agak susah memang, mungkin karena mbak Yuni udah lama ga di entot ato karena emang batangku yang kegedean buat vaginanya mbak Yuni. Setelah berusaha menekan akhirnya kepala kontolku pun masuk kedalam vaginanya mbak Yuni. Namun dia masih saja belum bangun. Aku tekan keras kontolku ke dalam vaginanya mbak Yuni sampai mentok dan mbak Yuni pun terbelalak merasakannya. “aden Andra.. Sakit den.. kok adeng ga ngomong-ngomong mau masukin kontolnya?”
“mbak sih, susah banget bangunnya. Udah dari tadi aku bangunin tapi masih belum bangun. Ya langsung aja aku masukin, udah ga tahan sih..” jawab ku cengengesan.

Aku mulai mengocok kontolku yang ada di dalam vaginanya mbak Yuni. Dia terlihat masih meringis kaena perih yang dirasakannya, namun lama kelamaan ringisannya berubah menjadi desahan kenikmatan. Bahkan kata-kata kotor mulai keluar dari mulutnya. Tapi kata-kata kotor yang keluar makin membuat aku bernafsu menikmati tubuhnya mbak Yuni dan semakin kencang pula aku menusuk vaginanya mbak Yuni.

Tak lama memakai gaya standar mbak Yuni meminta kami ganti posisi. Dia meminta berganti menjadi doggy style. Aku kembali menggoyang mbak Yuni dari belakang.
“enak kaya gini den. Lebih kerasa. Tapi kok kontol aden gede banget sampai rasanyanya ga muat di memeknya mbak”
“yang penting enak kan mbak sayang” jawabku sambil terus menggoyang kontolku di memek mbak Yuni. Desahan dan erangan nikmat tak henti-hentinya keluar dari mulut mbak Yuni, membuat suasana menjadi semakin panas.

Lima menit bersama doggy style, mbak yuni semakin liar. Kelihatannya dia akan mengalami orgasmenya. Aku yang merasakan kontraksi otot vagina mbak Yuni semakin cepat, terus memompa semakin cepat sampai akhirnya tubuh mbak Yuni kejang menandakan puncak kenikmatannya telah datang. Batang kontolku terasa di siram dan di remas kuat oleh cairan dan dinding vagina mbak Yuni.
“ahh... nikmat banget den.. Aden hebat banget nunggangi mbak Yuni.”
“heheh.. emang kuda di tunggangi mbak?” Jawabku bercanda melonggarkan ayunanku.

Sebenarnya aku juga hampir mengalami klimaks saat mbak Yuni orgasme tadi. Namun karena mbak Yuni sempat minta berhenti, sehingga semprotan sperma ku pun tertunda. Beberapa saat mbak Yuni mengambil nafas. Kemudian dia meminta aku berbalik dan segera naik ke pangkuan ku. Kontolku yang masih ereksi dimasukkannya kedalam lobang surganya. Gampang saja, lobang yang telah basah itu langsung terisi oleh kontolku. Goyangan pinggul mbak Yuni mulai mengocok kontolku yang minta di keluarkan laharnya. Lambat dan lemah, tapi pasti koyangan itu di lakukannya. Memberi kenikmatan yang berbeda. Semakin lama goyangannya semakin cepat. Terkadang naik turun, atau berputar putar. Sepertinya mbak Yuni sangat mahir dalam gaya woman on top ini.

Aku tidak hanya menerima kenikmatan yang diberikan mbak Yuni. Tangan nakalku langsung ku letakkan di payudara mbak Yuni dan tak hanya diam. Remasan dan cubitan ku berikan untuk menambah kenikmatan permainan kami ini. Sesekali aku sempatkan menghisap putting tegang yang terpampang di depan ku dan tidak jarang aku gigit kecil putting itu.
“den,, enak gigitannya den. Ahhh... “ kata yang keluar dari mulutnya. Aku teruskan kerjaan ku. Cupanganku pun telah meraja lela di susunya mbak Yuni.

Goyangan mbak yuni tampaknya berhasil membobol pertahanan ku. Rasanya tidak lama lagi spermaku akan muncrat dari ujung senapan ku.
“mbak,.. akk.. akku udah ma.. mau keluar nih mbak.. shshhh.”
“keluarin di dalam aja denhh... mbak kayaknya juga udah ga lama lagi..”
Mendengar itu ku balikkan tubuh mbak Yuni dan langsung ku pompa keras memek nikmat tersebut. “ahhh... aku keluar mbaaaakkk” teriak ku mengiringi semprotan deras sperma ku di dalam memek mbak Yuni. Dan ternyata semprotankupun di sambut oleh orgasme mbak Yuni yang kesekian kalinya.

Tubuhku langsung melemas menindih tubuh mbak Yuni. Kami terdiam sejenak. Nafas kami tersenggal tak beraturan. Kontolkupun semakin lama semakin melemas dan mengecil di dalam memeknya mbak Yuni. Ku cabut kontolku dan aku beranjak berbaring di sebalah mbak Yuni.
“makasi yah mbak. Mbak udah mau ngelayani aku.”
“sama-sama den. Mbak juga udah lama kepengan ngentot yang kaya gini. Tapi kok aden mau main sama pembantu kaya mbak. Kan aden sendiri punya pacar.”
“ya ga apa-apa mbak. Emang ga boleh yah seorang majikan main sama pembantunya.?”
“ya ga apa-apa sih den.” Jawabnya singkat.
“ehh mbak. Ga apa-apa tuh aku nyemprotin sperma aku di dalam memeknya mbak.”
“ndak apa-apa den. Ntar mbak minum jamu biar ga hamil.” Katanya sambil tersenyum.

Kami terdiam. Dan tak terasa kami kembali ketiduran sampai pukul tiga sore. Ketika aku bangun mbak Yuni sudah tidak ada di sampingku lagi. Mungkin sudah kembali ke kamarnya. Segera aku bangkit dan mandi membasuh keringat dan sperma kering yang menempel di batang kontolku.

Setelah mandi, aku langsung kebawah mencari mbak Yuni. Ku temui dia sedang masak makan siang di dapur. Saat itu dia memakai baju kaos dengan stelan celana pendek ¾ . Lagi asik tampaknya sehingga tidak menyadari kehadiran ku. Tubuh indah mbak Yuni langsung ku peluk dari belakang mengagetkannya.
“udah bangun toh den..”
“udah sayang.. mbak, jangan panggi aku aden lagi yah. Kalo ada tante sama keluarganya aja panggil aden.”
“trus panggil apa dong den?”
“terserah kamu aja sayang.” Kataku mengecup pipinya.
“iya deh sayang.” Jawabnya
“sayang, aku boleh minta sesuatu ga?”
“minta apa den.. eh sayang?”
“kalo Cuma aku di rumah, kamu jangan pake baju yang kaya gini yah.”
“trus baju apa dong?”
“maunya sih telanjang aja. Gimana sayang.. mau yah?”
“kok gitu sayang.?”
“ya biar kalo aku lagi pengen, aku bisa masukin di mana aja.” Jawabku cengengesan.
“tapi kamu juga karus gitu. Baru aku mau.”
“OK” jawabku singkat.

Langsung ku telanjangi mbak Yuni saat itu juga. Begitu juga dengan aku. Kami sudah seperti kaum nudis saja di dalam rumah ini.

***
Sejak saat itu, kami sudah seperti suami dan istri. Mbak Yuni pun aku suruh pindah tidur ke kamarku. Tentu saja kalau tidak ada om dan tante. Dan selama kami berdua di rumah, kami selalu telanjang ria. Dan kami juga melakukan hubungan dimana saja kami suka. Di kamar, dapur, kamar mandi, ruang tamu, bahkan di kolam renang belang rumah. Kami selaku melakukannya tanpa kondom. Sempat sih mbak Yuni hamil. Namun dia menggugur kannya dan sejak saat itu dia rajin mengkonsumsi pil KB. Kamipun terus melakukannya sampai aku tamat sekarang. Walaupun aku telah menyelesaikan kulah ku dan bekerja di luar kota.

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Mudaku

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Mudaku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Ngentot Pembantu Mudaku


Aku berusia 37 tahun saat ini, sudah beristeri dan mempunyai 4 orang anak. Rumahku terletak di pinggiran kota Jakarta yang bisa disebut sebagai kampung. Orang tuaku tinggal di sebuah perumahan yang cukup elite tidak jauh dari rumahku. Orang tuaku memang bisa dibilang berkecukupan, sehingga mereka bisa mempekerjakan pembantu. Nah pembantu orang tuaku inilah yang menjadi ‘pemeran utama’ dalam ceritaku ini. Bapakku baru dua bulan yang lalu meninggal dunia, jadi sekarang ibuku tinggal sendiri hanya ditemani Enny, pembantunya yang sudah hampir 4 tahun bekerja disitu. Enny berumur 17 tahun, dia masih belum bersuami. Wajahnya tidak cantik, bahkan giginya agak tonggos sedikit, walaupun tidak bisa disebut jelek juga. Tapi yang menarik dari Enny ini adalah bodynya, seksi sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yang bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya agak cokelat. 
Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh pembantu ibuku ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yang sudah agak mekar. Hari itu, karena kurang enak badan, aku pulang dari kantor jam 10.00 WIB, sampai di rumah, kudapati rumahku kosong. Rupanya isteriku pergi, sedang anak-anakku pasti sedang sekolah semua. Akupun mencoba ke rumah ibuku, yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari rumahku. Biasanya kalau tidak ada di rumah, isteriku sering main ke rumah ibuku, entah untuk sekedar ngobrol dengan ibuku atau membantu beliau kalau sedang sibuk apa saja. Sampai di rumah ibuku, ternyata disanapun kosong, cuma ada Enny, sedang memasak. Kutanya Enny, “En, Bu Dewi (nama isteriku) kesini nggak?” “Iya Pak, tadi kesini, tapi terus sama temannya” jawab Enny. “Terus Ibu sepuh (Ibuku) kemana?” Tanyaku lagi. “Tadi dijemput Bu Ina (Adikku) diajak ke sekolah Yogi (keponakanku)” “Oooh” sahutku pendek. “Masak apa En? tanyaku sambil mendekat ke dapur, dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yang aduhai itu. “Ini Pak, sayur sop” Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya. “Pak Irwan ngeliatin apa sih” Tanya Enny. 

Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab, “Ngeliatin pantat kamu En. Kok bisa seksi begitu sih En?” “Iiih Bapak, kan Ibu Dewi juga pantatnya gede” “Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu En” “Lain gimana sih Pak?” tanya Enny, sambil matanya melirik kearahku. Aku yakin, saat itu memang Enny sedang memancingku untuk kearah yang lebih hot lagi. Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi, “Iya, kalo Bu Dewi kan cuma menang gede, tapi tepos” “Terus, kalo saya gimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit. Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat tititku berdiri. Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang Enny yang masih mengaduk ramuan sop itu di kompor. “Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang”, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya. “Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang” sahut Enny, tapi tidak menolak saat tanganku meraba pinggulnya. Mendengar itu, akupun yakin bahwa Enny memang minta aku ‘apa-apain’. Akupun maju sehingga tititku yang sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena Enny memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yang terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali tititku yang keras itu menempel di belahan pantat Enny yang, seperti kuduga, memang padat dan kencang. “Apaan nih Pak, kok keras? tanya Enny genit. “Ini namanya sonny En, sodokan nikmat” sahutku. Saat itu, rupanya sop yang dimasak sudah matang. Ennypun mematikan kompor, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan tititku. Aku tidak tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yang kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya. 

Saat kuremas, Enny sedikit menggelinjang dan mendesah, “Aaahh, Pak” sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali. Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya (walaupun agak terganggu oleh giginya yang sedikit tonggos itu), dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. TItitku yang tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk Enny). Sekitar lima menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yang ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya. Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan, “Ssshh, aahh, Pak Irwan, paak.. jangan di dapur dong Pak” Dan akupun menarik tangan Enny, kuajak ke kamarnya, di bagian belakang rumah ibuku. Sesampai di kamarnya, Enny langsung memelukku dengan penuh nafsu, “Pak, Enny sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak” “Kok nggak bilang dari dulu En?” tanyaku sambil membuka kaos dan roknya. Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh pembantu ibuku ini. Kulitnya memang tidak putih, tapi mulus sekali. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya Enny tidak mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku. Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yang lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh Enny meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yang semakin menambah gairahku, “Aahh, Bapak”. Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yang indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil Enny yang berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yang langsung mengeras. Kurebahkan Enny ditempat tidurnya, dan kulepaskan CDnya. 

Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan Enny yang dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan vagina Enny. Kedua belah bibir vaginanya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir tersebut. Warnanya kemerahan. “Pak, jangan diliatin aja dong, Enny kan malu” Kata Enny. Aku sudah tidak mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh vagina Enny yang walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir vaginanya itu. Enny menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat vagina yang sangat indah ini. “Enny, memek kamu indah sekali, sayang” “Pak Irwan suka sama memek Enny? tanya Enny. “Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak” jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari vagina Enny. “Mulai sekarang, memek Enny cuma untuk Pak Irwan” Kata Enny. “Pak Irwan mau kan?” “Siapa sih yang nggak mau memek kayak gini En?” tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke vaginanya kembali. Enny terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya. “Oooh, sshshh, aahh.. Pak Irwan, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Irwan sayang” Sepuluh menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, sehingga aku sulit bernafas”Pak Irwan.. aahh, Enny nggak kuat Pak.. sshh”Kurasakan kedua paha Enny menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan vagina Enny menjadi semakin basah. Enny sudah mencapai orgasme yang pertama. Enny masih menghentak-hentakkan vaginanya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari vaginanya. Kuhirup cairan kenikmatan Enny sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan. 

Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yang masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata Enny sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yang sangat dahsyat saat giginya yang agak tonggos itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. Enny terus mengulum kemaluanku, yang semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tidak tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yang menggairahkan di sekujur batang kemaluanku. “Pak Irwan, Enny masukin sekarang ya Pak?” pinta Enny. Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir vaginanya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yang otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang vaginanya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di vaginanya. Enny memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku. Aku merasakan jepitan yang sangat erat dalam kemaluan Enny. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban vagina Enny. Ketika kutekan agak keras, Enny sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata, “Pelan dong Pak Irwan, sakit nih, tapi enak banget”. Dia menggoyangkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan vaginanya. Kami terdiam dulu, Enny menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ‘ditelan’ vaginanya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan Enny menyedot kemaluanku! Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya vaginanya, Ennypun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan Enny. 

Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia ‘mengulek’ kemaluanku di dalam vaginanya. Enny merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya yangbesar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan vaginanya semakin kuat, membuat aku hampir tidak bertahan. Aku tidak mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu vagina Enny yang ternyata ada ‘empot ayamnya’ ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh Enny ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut ‘kalah’ sama dia. Lalu kusuruh Enny tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke vaginanya yang sudah siap menanti ‘kekasihnya’. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan Enny. Kumainkan pantatku turun naik, sehingga tititku keluar masuk di lorong sempit Enny yang sangat indah itu. Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yang fantastis dari vagina Enny. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala tititku. “Enny, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang”, kataku pada Enny. “Iya Pak, Enny juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Irwan.., cepetin dong genjotannya Pak” pinta Enny. Akupun mempercepat genjotanku pada lobang vagina Enny yang luar biasa itu, Enny mengimbanginya dengan ‘mengulek’ pantatnya dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam vaginanya. Akhirnya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang. “Enny, hh.. hh, aku keluar sayaang” Muncratlah air maniku ke dalam vaginanya. Di saat bersamaan, Enny pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku. “Pak Irwaan, Enny juga keluar paakk, sshh, aahh”. Aku terkulai di atas tubuh Enny. Enny masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman. “Enny, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali” Kataku. “Pak Irwan suka memek Enny?” “Suka banget En, abis ada empot ayamnya sih” jawabku sambil mencium bibirnya. Kembali kami berpagutan. “Dibandingin sama Bu Dewi, enakan mana Pak?” pancing Enny. “Jauh lebih enak kamu sayang” Enny tersenyum. “Jadi, Pak Irwan mau lagi dong sama Enny lain kali. Enny sayang sama Pak Irwan” Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk Enny. Pembantu ibuku yang sekarang jadi kekasih gelapku

01 Mei 2013

Site-Map

20 Februari 2013

SUPER CHAIRUL TANJUNG : Bagaimana memulai kekayaan puluhan triliun?



Bagaimana pak Chairul Tanjung, dari awalnya jualan buku cetakan sendiri, jualan stiker dan kaos, sekarang bisa memiliki konglomerasi dan kekayaan bernilai puluhan triliun? Yuk kita belajar dari pak Chairul Tanjung. 

Sumber : EurekaTV, ITS.


10 Alasan Paling Bijaksana 6 Jalan Tol Jakarta Dibatalkan





Gubernur baru Jakarta Bapak Ir. Jokowi sepertinya sedang menghadapi sedikit dilema masalah pembangunan 6 ruas tol di Jakarta. Di satu sisi beliau punya visi canggih tentang "Jakarta Baru", di sisi lain beliau harus memperhatikan semangat besar para pengusaha tol untuk mencetak laba baru. Sedangkan rakyat sudah menolak pembangunan jalan tol baru ini yang merupakan konsep lama yang "sukses" bikin Jakarta jadi ruaarrr biasa macet. Jadinya rakyat Jakarta akhirnya memilih pemimpin baru deh, pemimpin-pemimpin baru yang lebih nggemesin, lebih ngangenin.. punya konsep baru untuk Jakarta masa depan.

Sementara Bapak Jokowi dan Pak Ahok melakukan analisis yang lebih dalam, mari kita bantu Pak Jokowi kita untuk lebih memantapkan perjuangan beliau demi Jakarta masa depan, dan Indonesia masa depan. Inilah alasan-alasan utama, yang masih bisa ditambah, untuk kenapa jalan tol baru tidak perlu dibangun.


1.  KONSEPJADUL, TIDAK VISI "JAKARTA BARU"

Ide tol ini dibuat oleh birokrat-birokrat era Foke yang berpikiran persis, seperti Foke, auto-oriented development. Intinya, solusi macet, adalah penambahan jalan, secara kontinyu. Yang ini of course yang bikin Jakarta akhirnya di 2014 bisa deadlock karena intinya : jalan makin ditambahi, makin dipenuhi mobil. Sampai pada satu titik, sistemnya akan kolaps. Kota masa depan adalah kota yang sudah  sukses dan akhirnya berani melepaskan ketergantungannya dari jalan raya dan kendaraan pribadi, menciptakan berbagai dis-insentif bagi kendaraan pribadi, dan bermacam insentif untuk transportasi umum. 

Kota masa depan berfokus pada kombinasi strategi sistem transportasi masal yang berkualitas tinggi dan menyenangkan,  mixed-use development, area residensial vertikal yang berdekatan atau terintegrasi dengan perkantoran dan pusat bisnis, dan transit oriented development. Itulah Jakarta masa depan yang unggul, yang maju, menyenangkan.

Coba kita belajar dari kota terbaik di dunia, The Best Cities in the World, Curitiba di Brazil dengan gubernurnya yang nggemesin dan dicintai 99% warganya, pak Jaime Lerner, yang jalan raya saja bukan ditambah tapi malah dikurangi, dijadikan jalan-jalan untuk pedestrian. Dan Seoul yang justru mbongkar jalan layang di Cheonggyecheon. Jalan kok bukan ditambah, malah dikurangi? aneh ya?  


Rua XV de Novembro (15th of November Street)
di pusat kota Curitiba Brazil. 
Tadinya Jalan raya, lalu ditutup menjadi pedestrian.

Silakan juga pelajari konsep kota "Smart Growth" dan "Intelligent Urbanism" (lihat saja di google dan Wiki dulu ya).

2.  PROYEK BISNIS SWASTA, MINDSETNYA BUKAN KEBAIKAN PUBLIK

Proyek 6 Ruas Tol ini dibuat oleh perusahaan-perusahaan. Walaupun mereka juga orang-orang baik, tapi perusahaan orientasinya laba, bukan kemaslahatan publik secara umum. Sebagai perusahan yang berorientasi laba, wajar mereka berusaha menjual benefit proyeknya kepada stakeholders, tapi tujuan utamanya tetap laba akhir tahun, bukan kepentingan rakyat. "Kepentingan rakyat" biasanya mereka rancang hanya buat make-up, polesan-polesan lipstick, dan strategic marketing demi melancarkan proyek.

3. H I G H W A Y   H E L L, PARADOX TOL 

Enak kan jalan-jalan ke Bandung sekarang? Lewat tol yang wueeenak banget, maknyusss, dari Jakarta wuuussssss langsung sampai Bandung. Tapi Bandungnya malah jadi kayak gitu kan? Apalagi kalo namanya libur panjang. It's terrible, it's nightmare, it's not good living. Apakah jalan tol Jakarta-Bandung salah? Ya dan tidak, tergantung dari beberapa sisi.

Jalan tol baru dalam kota yang lebar dan "imagenya" cepat (padahal kan ndak?), adalah super-stimulan, super-insentif bagi terus bertambahnya mobil-mobil baru, dan penambahan kapasitas industri mobil. Dengan tol-tol baru orang akan "merasa" makin nyaman naik mobil pribadi. Jadinya bukannya makin lancar, tapi efeknya malah jadi bikin tambah macet lagi. Ini yang terjadi di seluruh kota dunia, termasuk di Amerika dan China yang highwaynya begitu buaaanyak, begitu lebar. 


Karena semua orang termasuk Amerika naiknya kendaraan pribadi, karena tol enak buat naik mobil pribadi, dan jalan-jalan yang dibangun fokusnya pada mobil pribadi. Inilah paradoxnya, the highway hellGampang kan logic-nya? Lalu, warga juga tetap merasa tidak perlu pake busway, wong jalannya lebar. Jadi program busway akan tetap tidak efektif, dan Jakarta Baru akan gagal dan makin macet. Lho, kok tetap tambah macetHehe. Hayo, siapa nih yang mau tanggung jawab? 

Shenzhen city, Provinsi Guangdong China, Oktober 2012

4. PARADOX BISNIS TOL, CATCH-22.

Bisnis Tol hanya akan profit kalau, only if, Jakarta makin dipenuhi mobil pribadi. Makin ramai, makin terus bertambah mobil pribadi, perusahaan tol akan makin untung. Kalau pemakai mobil pribadi berkurang, justru rugi khan? Apalagi mereka harus mengembalikan investasi Rp 40 Triliun! Berapa banyak mobil mau dimasukin? Apalagi terus idenya tol digabung sama angkutan masal, dipotong sepertiga jalurnya. Pendapatannya dipotong sepertiganya? terus profitnya mana? Pengurangan mobil pribadi dan bisnis tol adalah sebuah Catch-22, sebuah problem logika dimana masalah yang sebuah solusinya kelihatan bagus, tapi outputnya justru menegasikan, bahkan mengkontradiksikan logika awalnya. 

Apa pemecahan geniusnya? Perbanyak transportasi masal, perbanyak jalur pedestrian, malah kalau perlu kurangi jalan mobil. Orang kepaksa naik bis, naik kereta, naik MRT, atau jalan kaki, jadi sehat, bugar, tidak ada macet, tidak polusi. Eureka!

5. LEBIH HEBAT HASILNYA BILA MEMPERBANYAK ALAT TRANSPORTASI ULTRA-MODERN

Lebih bagus kalau dari ujung ke ujung Jakarta warga pakai transportasi umum yang bagus, cepat, dan anti macet. Lebih bagus kalau antar kota, ada highway yang lebih fokusnya kendaraan umum, tinggal duduk nyaman, tahu-tahu tempe (baca : tau-tau nyampe)... Kalau hanya sepersekian dana triliunan seperti itu digunakan untuk membangun angkutan masal yang modern, efeknya sangat besar dan revolusioner. Jakarta/Indonesia akan punya bis-bis modern sebagus Singapura or even better, sekelas negara-negara maju dunia, dan bahkan juga bisa digratiskan untuk rute-rute tertentu atau waktu-waktu tertentu. Transportasi Jakarta akan memiliki armada transportasi berkelas dunia yang canggih, modern, super efisien, mengkilat, cemerlang. Kereenn!! Indonesia masa depan sudah dimulai di Jakarta!

6. TOL LAYANG ITU NGANGGU PEMANDANGAN !

View itu penting buat kenyamanan, ketenangan batin, dan tentu saja, nilai properti. Tol ini juga akan dibangun sebagai jalan layang, jadi berada di atas. Ini akan membuat rumah-rumah dan bangunan di bawahnya akan terganggu view dan mataharinya. Bayangkan rumah anda berada di bawah jalan tol! Tidak bisa lagi melihat langit yang biru yang indah... no sunset, no sunrise, no sunshine, no moon and stars, aseli cuma tiang beton.. Bayangkan kalau yang terkena dampak seperti ini pejabat-pejabat PU yang kita cintai! Nilai rumah jelas akan drop, belum lagi tempat-tempat usaha bisa turun labanya bahkan merugi. Dengan pembangunan 6 tol sepanjang 70 km, berapa rumah dan tempat usaha yang harus dikorbankan?

7.  "MAKAN TEMPAT"

Tol yang lebar dan panjang akan menghabiskan banyak tempat, yang selain benefitnya tidak ada, juga akan mengurangi ruang-ruang yang punya potensi besar menjadi ruang publik yang menyenangkan, seperti taman dan beragam ruang kreatif. Pemerintah Korea Selatan punya pengalaman yang baik tentang ini yaitu revitalisasi sungai Cheonggyecheon. Disana jalan layang malah dibongkar, sungai dibawahnya direvitalisasi jadi public space yang woooww, keterlaluan indahnya!!!

8.  NGEREPOTIN !

Pertama, bikinnya repot. Kedua, berapa banyak rakyat yang harus dipindah, dan digusur. Ketiga, rakyat yang digusur untuk kepentingan perusahaan yang mau mengejar laba, apa mereka ndak akan marah nih? Ini bisa memunculkan resistensi yang beresiko lho.

9. DI JAKARTA BARU, PENDAPATAN INVESTORNYA HARUS 40 TRILYUN + ? 

Ups, ini yang akan paling bikin pusing para investor. Seriously. Jakarta baru dalam 3-5 tahun kedepan, sudah mulai bukan kota mobil lagi. 

Pemilik mobil memang bisa terus bertambah karena pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi. Tapi sebentar lagi semua warga Jakarta, termasuk pemilik mobil sudah mulai shift ke transportasi-transportasi umum. Lah, lalu bagaimana profit tolnya dong? Pertama, transportasi umum Jakarta akan bagus, canggih dan menyenangkan, haltenya modern, berdesain modern dan sophisticated, rindang ditanami pohon, ber-AC, beberapa akan ada kedai Starbucksnya yang super trendy. Orang pelan-pelan akan mulai kerasan naik transportasi umum. Lalu siapa yang mau pakai tol? Kedua, konsep kotanya juga mulai berubah menjadi mixed-use areas, dimana orang akan tinggal, bekerja dan belanja di tempat yang berdekatan. Apartemen-apartemen modern dan rumah susun akan makin banyak dibangun dekat pusat-pusat bisnis. Orang ke kantor dan belanja tinggal jalan kaki saja ndak naik mobil. Jadi intinya, pemakai mobil di 3-5 tahun ke depan akan terus berkurang, sementara investor mau membangun proyek Rp 40 triliun, untuk pemakai mobil? Dari mana untungnya ? 

10. UANG 40 TRILIUN BISA DIPAKAI LEBIH CANGGIH, LEBIH STRATEGIS

Uang 40 Triliun bisa dipakai untuk banyak hal lain yang lebih canggih, seperti pembangunan konsep kawasan Mixed-use dengan taman kota yang sangat luas, yang akan mempunyai efek seperti Central Park di Manhattan, yang tidak saja menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi warga, memicu kreatifitas, bahkan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan dimana Manhattan yang dulunya rawa-rawa kumuh dan kandang babi, berubah menjadi kawasan paling super-premium di seluruh dunia! (keren ndak Boss?). Kawasan-kawasan mixed-use selain super menguntungkan, juga betul-betul sejalan dengan ide penciptaan kota masa depan. Dana seperti ini juga bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih visioner untuk Indonesia, misalnya pembangunan perpustakaan terbesar di dunia, dan pusat sains dan teknologi tercanggih di dunia yang meniru Epcot Center (yang tentu juga sangat menguntungkan). Yang pertama akan mendorong terciptanya jutaan warga yang berintelejensia tinggi, menciptakan kota cerdas, Intelligent City, dan bangsa cerdas, Intelligent Nation. Yang kedua akan menciptakan rakyat Indonesia baru yang high-technology minded, seperti Korea, Jepang, dan China. Wuihh, hebat ya?


Jadi kesimpulannya...

Jalan-jalan baru, termasuk penambahan tol itu memang selalu jadi fatamorgana bagi kota, gadis nakal berbaju merah, obat placebo yang membuat banyak kota-kota di dunia, termasuk Jakarta terlena, misguided, dan akhirnya gagal total di masa lalu. Apakah tidak boleh tambah jalan baru? Boleh, tapi hanya dalam jumlah terbatas yang tidak akan menstimulir perbanyakan mobil baru, artinya, yang 70% fokusnya adalah transportasi masal, bukan 70% mobil pribadi. Mudah ya?

Sekarang kita mau bikin Jakarta yang samasekali baru kan? Jakarta dengan mindset baru yang revolusioner dan berani seperti Curitiba, seperti Singapura, dan Seoul. Jakarta baru sekarang harus berjuang untuk visinya yang baru, yang tidak akan semudah dan seenak bikin jalan baru, tapi harus melakukan shifting mindset besar-besaran termasuk bagi warganya, sehingga Jakarta bisa menjadi lebih baik, lebih reasonable, dan akhirnya berubah jadi kota masa depan yang lebih menyenangkan. Mari kita berjuang untuk Jakarta baru. Jakarta Baru, adalah Indonesia Baru! Selamat berjuang pemimpin-pemimpin baru Indonesia, Jokowi-Ahok!


Salam, Eko Laksono, penulis buku Metropolis Universalis.




13 Februari 2013

STAY FOOLISH..