Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita dewasa. Tampilkan semua postingan

21 Mei 2013

Cerita Dewasa Dipaksa Ngentot Tante Kosku

Cerita Dewasa Dipaksa Ngentot Tante Kosku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Dipaksa Ngentot Tante Kosku


Sudah dua tahun aku bekerja di perusahaan swasta ini. Aku bersyukur, karena prestasiku, di usia yang ke 25 ini aku sudah mendapat posisi penyelia. Atasanku seorang wanita berusia 42 tahun. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek. Namun sebagai bawahannya langsung aku cukup mengerti beban posisi yang harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Melly, aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya.

Sebagai mantan pragawati tubuh Bu Melly sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Wajahnya yang cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjAdikannya tak kalah dengan anak muda. Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya. Tak jarang kalo aku baru masuk ruangannya Bu Melly langsung memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh di gaji hahaha nyari muka nih.

Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Melly tegang dan kusut. Aku memberanikan diri untuk peduli,
"Ibu kok hari ini kelihatan kusut? ada masalah?", sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya.
"Ia nih Ndy, aku lagi stres, udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh", jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.
"Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang", tambahnya menatapku dalam.
Aku terhenyak diam, terpaku. Masak sih Bu Melly bilang begitu? Batinku.
"Andy, ditanya kok malah bengong", Bu Melly menyenggol lenganku.
"Eeehh nggak, abisnya kaget dengan omongan Ibu kayak tadi. Aku kaget dibilang bisa nenangin seorang wanita cantik", balasku gagap.
"Ndy nanti temenin aku makan siang di Hotel (***) ya.. Kita bicarain soal promosi kamu. Tapi kita jangan pergi bareng , nggak enak sama teman kantor. kamu duluan aja, kita ketemu disana", kata Bu Melly.
Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini.
"Baik Bu", jawabku sambil keluar dari ruangannya.

Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yang akan Bu Melly berikan. Seneng sih, tapi juga penuh tanda tanya. Kenapa harus makan siang di hotel? Terbersit dipikiranku, mungkin Bu Melly butuh teman makan, teman bicara atau mudah-mudaha teman tidur.. upss mana mungkin Bu Melly mau tidur dengan aku. Dia itu kan kelas atas sementara aku karyawan biasa. Aku kesampingkan pikiran kotor.

Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu.

"Maaf ya Ndy aku berobah pikiran dengan mengajakmu makan di kamar. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa?", kata Bu Melly sambil menarik tangan membawaku ke kursi. Aku masih gugup.
"Nggak usah gugup gitu dong", ujar Bu Melly melihat tingkahku.
"Aku sebetulnya nggak percaya dengan semua ini .aku nggak nyangka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. Siapa sih yang nggak bangga diundang makan oleh wanita secantik Ibu?", ditengah kegugupanku aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan.
"Ahh kamu Ndy bisa aja, emangnya aku masih cantik", jawab Bu Melly dengan pipi memerah. Ihh persis anak ABG yang lagi dipuji.
"Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dan berduan dengan Ibu, makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu", kataku polos.
"Aku sudah menduga semua itu soalnya aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap aku. Aku tau itu. Bahkan kamu sering curi-curi pandang menatapku kan?", ditembak seperti itu aku jadi malu juga.
Memang aku sering menatap Bu Melly disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor. Rupanya tingkahku itu diperhatikannya.

Kami berpandangan lama. Lama kami berhadapan, aku di tempat duduk sedangkan Bu Melly dibibir tempat tidur. Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya menandakan kegairahan. Perlahan dia berdiri dan menghampiriku. Masih tetap berpandangan, wajahnya semakin dekat.. dekat.. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Kutepis rasa gugup dan segera membalas ciumannya. Bu Melly sebentar menarik bibirnya dan menyeka lipstik merahnya dengan tisu. Lalu tanpa dikomando lagi kami sudah berpagutan.

"Pesen makannya nanti aja ya Ndy", katanya disela ciuman yang semakin panas.
Wanita cantik betinggi 165 ini duduk dipangkuanku. Sedikit aku tersadar dan bangga karena wanita ini seorang boss ku, duduk dipangkuanku. Tangan kirinya melingkar dileherku sementara tangan kana memegang kepalaku. Ciumannya semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yang kutau selama ini. Kupilin dan kuhisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku menggerayang leher dan belakang telinganya. Bu Melly melolong kegelian.
"Ndy kamu hebat banget ciumannya, aku nggak pernah dicium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan nggak mau menyentuhku", cerocos Bu melly curhat.
Aku berpikir, bego banget suaminya tidak menyentuh wanita secantik Bu Melly. Tapi mungkin itulah kehidupan suami istri yang lama-lama bosan, pikirku.

Bu Melly menarik tangaku. Kutau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang. Namun aku mencegahnya dengan memeluknya saat berdiri. Kucium lagi berulang-ulang, tangaku mulai aktif meraba buah dadanya. Bu melly menggelinjang panas. Blasernya kulempar ke kursi, kemeja putihnya kubuka perlahan lalu celana panjangnya kuloloskan. Bu Melly hanya terdiam mengikuti sensasi yang kuberikan. Wow, aku tersedak melihat pemandangan didepanku. Kulitnya putih bersih, pantatnya berisi, bodynya kencang dan ramping. Celana dalam merah jambu sepadan warna dengan BH yang menutupi setangkup buah dada yang walaupun tidak besar tapi sangat menggairahkan.
"Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat", gumamku.

Bu melly kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yang kukenakan. Namun dia lebih garang lagi karena pakaianku tanpa bersisa, polos. Mr. Happy yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Melly.
"Kamu ganteng Ndy", katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum.
Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung Mr.Happy ku bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsu meninggi.

Aku nggak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. Kudorong tubuhnya keranjang, kuloloskan celana dalam dan BH-nya. Sambil masih tetap menikmati jilatan Bu Melly, aku meraih dua bukit kembar miliknya dan kuremas-remas. Tanganku merayap keselangkangannya. Jari tengahku menyentuh itilnya dan mulai mengelus, basah. Bu Melly terhentak. Sesekali jari kumasukkan kedalam vaginanya. Berusaha membuat sensasi dengan menyentuh G-spot-nya.

Atas inisiatifku kami bertukar posisi, gaya 69. Jilatan lidahnya semakin sensasional dengan menulur hingga ke pangkal kemaluanku. Dua buah bijiku diseruputnya Bener-bener enak. Gantian aku merangkai kenikmatan buat Bu Melly, kusibakkan rambut-rambut halus yang tertata rapi dan kusentuh labia mayoranya dengan ujung lidah. Dia menggeliat. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua susdut vaginanya, itilnya kugigit-gigit.
Bu melly menggelinjang tajam dan, "Ndy aku keluar lo.. nggak tahan", katanya disela rintihan.
Tubuhnya menegang dan tiba-tiba terhemmpas lemas, Bu Melly orgasme.

Aku bangga juga bisa membuat wanita cantik ini puas hanya dalam lima menit jilatan.
"Enak Ndy, aku bener-bener nafsu sama kamu. Dan ternyata kamu pintar muasin aku, makasih ya Ndy", ujarnya.
"Jangan terima kasih dulu Bu, soalnya ini belum apa-apa, nanti Andy kasi yang lebih dahsyat", sahutku.
Kulihat matanya berbinar-binar.
"Bener ya Ndy, puasin aku, sudah setahun aku nggak merasakan orgasme, suamiku sudah bosan kali sama aku", bisiknya agak merintih lirih.

Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless, lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun. Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya.
"Ahh enak sekali Ndy", ntah sudah berapa kali kata-kata ini diucapkannya.

Mr.Happyku yang belum terpuaskan semakin bergejolak disasarannya. Aku lantas mengubah posisi dengan membaringkan tubuh Bu Melly dan aku berada diatas tubuh mulus. Sambil mencium bibir indahnya, kumasukkan Mr.Happy ke vaginanya. Pinggulku kuenjot naik turun. Kulihat Bu Melly merem-melek menahan kenikmatan. Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yang kuberikan. Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali kusampirkan kakinya ke pundakku. Bu Melly hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan. Mulutnya mendesis-desis menahan nikmat.
Tiba-tiba Bu melly mengerang panjang dan "Ndy, aku mau keluar lagi, aku bener-bener nggak tahan", katanya sedikit berteriak.
"Aku juga mau keluar nih.. bareng yuk", ajakku.
Dan beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang "Ahh..".
Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai.
"Kamu hebat Ndy, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat", katanya disela nafas yang tersengal.
Aku cuma bisa tersenyum bangga.
"Bu Melly nggak salah milih orang, aku hebat kan?" kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra.

Setelah mengaso sebentar Bu Melly kemudian menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower. Dari luar kamar mandi yang pintunya nggak tertutup aku menadang tubuh semampai Bu melly. Tubuh indah seperti Bu Melly memang sangat aku idamkan. Aku yang punya kecenderungan sexual Udipus Comp-lex bener-bener menemukan jawaban dengan Bu Melly. Bosku ini bener-bener cantik, maklum mantan peragawati. Tubuhnya terawat tanpa cela. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku.

Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya. Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat.

Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak.
"Lanjutin Ndy, enak banget.. ohh.. kamu hebat sekali", bisiknya lirih.
Ada sekitar 20 menit dalam posisi kesukaanku ini dan aku nggak tahan lagi mau keluar.
"Bu.. aku keluar ya", kataku.
"Ayo sama-sama aku juga mau", balasnya disela erangan kenikmatannya.
Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang. Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indajh, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya.

Selesai mandi bersama kamipun memesan makan. Selesai makan kami kembali kekantor dengan mobil sendiri-sendiri. Sore hari dikantor seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sebelum jam pulang Bu Melly memanggilku lewat sekretarisnya. Duduk berhadapan sangat terasa kalau suasananya berobah, tidak seperti kemarin-kemarin. Sekarang beraroma cinta.
"Ndy, kamu mau kan kalau di kantor kita tetep bersikap wajar layaknya atasan sama bawahan ya. Tapi kalo diluar aku mau kamu bersikap seperti suamiku ya", katanya tersenyum manja.
"Baik Bu cantik", sahutku bergurau.
Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra.

Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. Tapi aku menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan wanita cantik idaman hati ini. Sudah setahun hubungan kami berjalan tanpa dicurigai siapapun karena kami bisa menjaga jarak kalau di kantor.

Cerita Dewasa Ngentot 3 Tante Sekaligus

Cerita Dewasa Ngentot 3 Tante Sekaligus- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Ngentot 3 Tante Sekaligus


Kupeluk buah dadanya dalam tangkupan telapak tanganku dan ia membungkuk berpegangan ke bak dan pantatnya, pinggulnya berputar-putar, rasanya penisku diulek-ulek dan tiap kali ia berputar tambah cepat dan gelombang-gelombang sinyal kenikmatan mulai terbentuk seperti tsunami bergelora, "Aahk.." ia menjerit cukup kencang sampai aku sempat sekilas kaget berpikir, wah kalau kedengaran tetangga bisa gawat, tapi langsung hilang karena orgasmeku sudah menjelang. "Plok.. plek.. plekk.." bunyi tubuh kami beradu bercampur keringat dan cairan bau di sekitar situ sudah mesumsekali bau sex, edan. Meletuplah Mbak Icih dan erangan-erangannya terus menerus. Tiba-tiba cengkeraman vaginanya begitu kuat sampai aku menjerit karena agak sakit dan dikendorkannya sedikit. Aku pun tidak kuat lagi menahan, "Mbak Icihh.." kukandaskan dalam-dalam batang penisku dan zakarku rapat-rapat dengan bibir vaginanya, dan akhrinya kami saking lemasnya jatuh terduduk di depan bak cuci piring itu. Terengah-engah dan berpelukan telanjang bulat. Spermaku bertebaran di lantai dapur. "Mbak Mbak.. enak sekalii.. Mbak Icih hebat bangett.." Mukanya agak merengut dan aku sengaja tidak memberi tadi tubuhnya. "Mas To, aduh saya sudah beneran mau gila tadi rasanya.. untung masih inget kalau tidak saya sudah teriak kencang-kencang," katanya sekarang sambil tertawa mengingat keadaan tadi.

"Tapi enak kan ya Mbak, capek tidak Mbak?"

"Nggak Mas To.." sergahnya dengan cepat.
"Sudah, entar tidur di sini saja deh Mbak Icih," bujukku dengan penuh rencana.
"Entar saya kasih tahu Bu Etty atau Tante Ida kalau mereka pulang, aku bilang takut sendirian di sini."
"Hi hi hi, mana mereka percaya Mas To.. mereka juga tahu lah..paling entar Bu Etty bilang biar dia yang temenin.. hi hi hi.. " cekikan Mbak Icih menggodaku.
"Atau Mbak dan Bu Etty yang tidur di sini Mas To.."
Eh ini orang jahil pisan.
"Tapi pasti dikasih deh.." ujarnya lagi.
"Saya mandi dulu ya Mas To. Apa mau sama-sama mandi," godanya lagi.
"Sudah deh Mas To, istirahat dulu kan sudah 2 hari ini capek," lho kok dia tahu saja ya, padahal kemarin kan dia tidak lihat. Aku belum tahu dan tidak curiga lebih lanjut sampai beberapa waktu akhirnya aku mengerti, itu ceritalain lagi yang seru juga.


Aku manggut saja, memang remuk rasanya badanku terasa juga, dan dengan gontai aku masuk ke kamar dan aku juga mandi. Penisku kelihatan merah tua sekali kepalanya dan sekitar kulit di kepala penis kelihatan agak seperti lecet tapi aku tidak merasa sakit malah "baal", kebanyakan kali ya. Hmm, kemarin pagi aku masih perjaka, luar biasa nasibku dalam 2 hari aku main dengan 3 cewek hebat-hebat. Sambil mandi aku melamun kenapa tidak dari dulu ya, tapi ya sudah memang jalannya gitu barangkali, batinku.


Setelah mandi aku baring-baring tetap telanjang, tidak ada siapa siapa. Maksudnya menunggu Mbak Icih mandi dan Ibu Etty cs balik, kan aku mesti menelepon mereka. Eh, baru 3 menit aku ketiduran, bangun-bangun aku kaget sekali karena sudah tengah malam. Aku bangun dan kulihat Mbak Icih masih nonton TV, hanya pakai sarung dikembenin t-shirtnya entah kemana. Bahunya kuning bersih dan pinggang dan pinggulnya seksi sekali dilihat dari belakang.


"Mbak sudah makan?"
"Sudah Mas To, dan tadi Bu Etty ke sini, saya sudah kasih tahu juga, Mas To takut sendiri."
"Apa kata Bu Etty?" tanyaku ingin tahu.
"Kata Ibu ya sudah temenin saja. Dan mereka katanya mau tidur juga capek."
"Mas To mau makan lagi apa? Mbak gorengin nasi mau, mesti makan telor Mas, buat nambah tenaga," katanya sambil senyum nakal.
Aku rasanya lesu dan lemas badanku.
"Tidak usah Mbak Icih, aku mau tidur lagi.. tapi Mbak Icih tidurnya ditempat saya ya.. kan ranjangnya besar sekali."


"Ah malu Mas To.."
"Duh Mbak, apanya lagi yang malu, kan tidak ada siapa-siapa."
"Iya deh Mas To, entar Mbak mau nonton dulu ini sinetron ya.."
Sialan sinetron jelek dia mau nonton, mana ada sih sinetron kita yang bagus, bukan sekalian bikin film biru munafik deh.


Besoknya pagi-pagi telepon membangunkan aku, "Kringg.."
"Ya hallo," sambutku.
"Oh Toto ini Tante Ida, kamu lagi sibuk tidak? Bisa ke rumah Tante sekarang?"
Kontan saja mendengar suaranya si buyung mulai menggeliat. Dasar ngeres dan sudah ngerti.
"Tentu Tante, aku ke sana sekarang ya," jawabku dengan gembira ria.


Setiba di rumahnya, Tante Ida sudah cantik berpakaian rapi mau pergi. Aku agak kecewa dan ia melihat itu.
"To, aku perlu pergi ke kantor Oom mau ngambil gaji. Dan sebentar lagi Ibu Etty pulang arisan dan dia lupa bawa kunci. Mbak Icih lagi nganter anak-anak ke pesta temen sekolah Ita. Kamu tidak keberatan kan jagain sebentar, paling seperempat jam lagi pulang kok Bu Etty," ujarnya sambil memeluk pundakku.
Susunya nyengsol-nyengsol menyentuh lenganku. Uhh, sudah ingin remas saja deh, dan si buyung sudah separuh naik. Sialan hanya mau diminta menunggu rumah, batinku. Tadinya aku ingin tidur siang. Capai, habis krida hari ini.
Ya deh Tante Ida, tapi entar aku minta oleh-oleh ya," kataku sambil meraba pantatnya dan seketika Tante Ida menggelinjang geli dan ia memeluk erat.
"Iya.." desahnya basah di daun telingaku.
"Aduh gelinyaa.."
Si "Ujang" langsung naik. Kumasukkan tanganku dari bawah blusnya dan kuremas-remas bagian bawah buah dadanya. Biar minta bonus sedikit, dan penisku kutempelkan di paha atas si tante biar dia tahu aku sudah siap. Tante Ida melenguh dan, "To, aku mesti pergi, entar telat, kasirnya tutup nih," dan ditariknya tanganku lembut dan dengan terengah-engah ikut nafsu juga. "To, Tante usahakan pulang secepatnya deh, kamu sabar ya," lenguhnya berusaha melepaskan remasanku.


Tapi sambil kepingin diteruskan juga sepertinya. Akhirnya lepas juga sambil terengah-engah dan parasnya merona merah Tante Ida keluar, jalannya agak terhuyung-huyung. Aku jamin celana dalamnya sudah basah lembab tuh. Tinggal aku sendirian. Ya sudah aku ambil majalah lagi dan aku baring-baring baca di kursi malas di kamar tamu. "Ahh.." aku meronta-ronta dan kok keras amat si buyung dan terasa disedot-sedot orang. Wah rupanya aku ketiduran dan mimpi, kupikir. Waktu kubuka mata aku terkejut melihat wajah tak kukenal, dan astaga aku sudah telanjang bulat. Tanganku terikat ke atas di kursi malas dan penisku sedang dilumat-lumat. Aku tak tahu siapa satu lagi wanita, aku hanya melihat kepalanya dan punggungnya telanjang. Kakiku, kakiku, walah terikat juga ke kiri dan kanan kursi malas. Aku masih setengah mengantuk dan bingung, sakit kepalaku rasanya terbangun tiba-tiba. Akhirnya aku sadar betul dan ketika kupalingkan muka ke kanan ada Bu Etty dan dan dia sudah bulat-bulat juga telanjang. "Bu.. saya diapakan ini," kataku sambil nyengir keenakan. "Diam saja dah kamu," kata Bu Etty tersenyum Ia bertolak pinggang dan duh buah dadanya menantang betul. Tapi tanganku tidak bisa mencapainya. Ini siapa Bu semuanya, saya mau diapakan sih?" Buah zakarku terasa geli sekali digaruk-garuk kuku wanita yang menyedoti penisku.


Aku menggelinjang geli, dan Bu Etty meraba puting susuku. "Ahh.. enakk.." dan tersiksa betul rasanya tanganku tidak bisa aktif, sudah ingin betul meremas susu Bu Etty yang gundal gandul di dekat bahuku. "Ini temen-temen Ibu, To. Bu Endah dan Bu Inggit. Kita tadi ngeliat kamu ketiduran dan ya seperti Ibu bilang ini temen-temen ibu itu lho," katanya sambil menggeserkan buah dadanya di dadaku. Putingnya ditekannya ke putingku. Enak, empuk, hangat, dan seketika aku tambah bingung, lha tapi kenapa saya diikat. "Ya, kata Bu Etty kan kemarin itu kamu ngikat Mbak Icih. Ha ha.. ha.. nah kami tadi iseng pengen ngerjain kamu nih To."


Hisapan Bu Endah terasa tambah menghebat, lidahnya berputar-putar di sekitar kepala penisku dan aku sudah tidak kuat lagi mau meledak. Dan kuangkat pantatku agar masuk lebih dalam. "Ehh.." Bu Endah malah berdiri dan melepaskan mulutnya. Wah tergantung aku. Dengan terengah-engah aku bilang, "Bu tolong dong Bu sedot lagii.. sudah mau muncrat nihh.. Buu.." Bu Endah, Bu Etty dan Bu Ingit tertawa ramai-ramai, dan aku belum sempat memperhatikan seksama buah dada mereka kontal kantil terguncang-guncang karena mereka tertawa melihat aku yang seperti cacing kepanasan. Mataku masih sepet dan berkunang-kunang dari ketiduran tadi. Bu Ingit kemudian mendekat dan mengangkang. Pantatnya mengarah ke mukaku dan ia mulai turun sambil memegang batang penisku, digosok-gosoknya ke mulut liang vaginanya dan aku mendesah lagi, karena enak sekali dan aku sudah siap meledakkan orgasmeku. Bu Endah menggosokkan buah dadanya ke mulutku yang langsung kontan saja aku sergap, dan putingnya kuhisap dan lidahku berputar-putar di kacang keras itu.


Bu Endah merem melek dan kulit buah dadanya yang bening kelihatan garis-garis hijau biru halus dan meremang pori-porinya. Bu Ingit masih hanya memasukkan separuh kepala penisku dan senut-senut kempotan bibir mulut vaginanya hangat dan enak sekali. Aku rasanya mau gila karena kenapa dia tidak memasukkan semuanya, aku berusaha menaikkan pantatku tapi Bu Ingit selalu menjaga jaraknya. Kurang ajar, dalam hatiku dan aku rasanya mau menjerit tapi mulutku disumpal buah dada kenyal. Kuku tajam jari Bu Etty terasa mulai menggaruk di sekitar duburku dan buah zakarku, menambah kebinalan di dalam otakku yang sudah tak bisa berpikir lagi. Aku hanya terengah-engah dalam siksaan ketiga ibu-ibu sexy sintal ini. Bisa dibayangkan, mereka semua telanjang bulat (aku juga) dan aku tidak bisa semauku. Keningku terlihat kencang mengejang dan urat-urat dahiku keluar semua. Aku menggeram, "Ahh.. Ayo Buu.. aku pengen, tolong dong.. masukkin Bu.." Bu Endah menarik buah dadanya dan ia berlutut dan diturunkannya vaginanya ke mulutku, aku tak berdaya dan bau harum aku rasakan keluar dan hawa panas hangat dari vaginanya yang lembab.


Aku ulurkan keluar lidahku dan kujilat-jilat, Bu Endah melenguh, "Uuhh sedapnya," dan pantatnya maju-mundur menggeruskan vaginanya di atas mulutku. Terus di gerus-geruskan bibir vaginanya ke mulutku dan terasa cairan-cairan dari dalam vaginanya meleleh masukk. Lidahku aktif menjilati lubangnya dan klitorisnya yang sebesar kacang ijo. Bu Etty sih sebesar kacang merah nongol. Bu Ingit sementara hanya berputar di atas kepala penisku. Telapak tangannya bertopang di atas pahaku dan sambil meraba-raba dengan halus. Gilaa.. pahaku digarisnya dengan kukunya yang panjang, "Alamakk.. gelii Bu.."


Bu Etty menungging dan merangkak ke dekat pantatku dan mulutnya mulai menjilat-jilat daerah yang digaruk-garuknya tadi, sekarang dijilatnya dengan lidahnya yang hangat, dan buah zakarku dikulum-kulum seperti lagi makan cupacup dan dijilatnya pelan-pelan seperti orang makan biji salak. Akhirnya aku tidak kuat lagi dan pantatku kunaikkan, kakiku mengejang. Bu Inggit terkejut dan cepat ia membenamkan penisku dalam-dalam dan diputir-putirnya pantatnya sampai kandas dan seketika letupan orgasmeku membanjir deras di dalam vagina Bu Inggit dan Bu Inggit sendiri menggarukkan klitorisnya di batangku dengan cepat dan pantatnya yang sintal berputar-putar, sebentar kemudian ia pun menahan jeritannya, "Ahh.." kemudian diangkatnya naik-turun, aku melihat bibir vaginanya keluar-masuk merekah belah oleh batang penisku yang basah mengkilap. Bulu kemaluannya basah kuyup dan bersatu. "Uukhh.. Ahh.."


Bu Inggit kemudian bangkit dan "Plop," bunyi waktu penisku masih setengah tegang lepas dari genggaman erat vaginanya. Spermaku meleleh sepanjang pahanya yang putih. Bu Etty masih di bawah situ mengecup buah zakarku dan tertetes-tetes di pipinya beberapa gumpalan spermaku. Kami terengah-engah semua dan aku merasa nikmat yang luar biassa. Sepanjang beberapa jam itu aku gantian ditunggangi oleh Bu Endah kemudian terakhir Bu Etty, karena dia nyonya rumah jadi terakhir. Aku sendiri di servis demikian merasa sesuatu pengalaman yang lain dari yang lain. Belum pernah aku dimanjakan oleh 3 wanita sekaligus begitu. Malam itu aku ketiduran di antara ketiganya dalam keadaan telanjang bulat.

Cerita Dewasa Aroma Memek ABG

Cerita Dewasa Aroma Memek ABG- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante

Cerita Dewasa Aroma Memek ABG


Pertama kali aku bekerja, aku mendapatkan posisi sebagai petugas kebersihan kamar hotel, saat itulah cerita ini dimulai, terus terang aku bukan si jelek atau si tampan, tapi sedap dipandang mata kata ibuku (boleh dong memuji diri sendiri), keluargaku bukan “orang berpunya” dan aku juga tak pandai berkata-kata, mungkin itu pula sebabnya aku jadi sering kikuk, minder kalau bertemu dengan seorang wanita, apalagi wanita itu cantik dan aku tertarik padanya, duh! pasti aku tak ubahnya sebuah patung yang bisa berkeringat!


Bisa ditebak, bahwa aku belum pernah merasakan yang namanya pacaran! ah kacian deh gue, tapi tunggu dulu! bukan berarti aku tidak tertarik dengansex, justru libidoku termasuk tinggi, dibuktikan saat aku membersihkan sebuah kamar yang dihuni oleh pasangan pria dan wanita, pastilah orang lain akan geli melihatku, karena rudalku mengeras, membatu, membesar tanpa terkendali membayangkan pergumulan penuh birahi diantara mereka, hingga aku tidak bisa bekerja dengan posisi berdiri tegak, badanku agak membungkuk bukan karena sopan, tapi aduh! malu kalau ketahuan horny.


Suatu hari aku membersihkan kamar hotel yang dihuni 4 orang ABG yang sedang berlibur di Jakarta, mereka berasal dari pulau Sulawesi, wuih! kulit mereka putih bersih bersinar, tinggi 160an membuat mereka terlihat semampai dengan berat 47an, lincah, cantik, aih sungguh menggemaskan dengan usia meranum. ‘Sweetseventen’.


Siang itu mereka sudah melesat ke mall, meninggalkan kamar dengan berbagai atribut ABGnya yang berserakan diseantero kamar.


“Ah anak manja! apa susahnya sih merapikan barangnya sendiri,” pikirku sambil geleng kepala, setelah kurapikan kamarnya, tiba saatnya aku membersihkan kamar mandi.
“Hah, berantakan juga rupanya!”


Terlihat baju-baju bergoyang-goyang di belakang pintu kamar mandi saat aku masuk ke dalam dan kututup pintu kamar mandinya, goyangan itu membuat celana dalam dan BH yang berada di balik baju-baju itu tersembul menggoda, berwarna cerah dan bermotif lucu-lucu. Sikat gigi, sabun mandi, handuk tergeletak begitu saja, mereka benar-benar ingin bersenang-senang hingga tak ada waktu buat sedikit merapikan kamar, “Toh akan ada yang membereskan,” begitu mungkin pikirnya.


Semua sudah kembali ke tempatnya, kecuali baju kotor, CD dan BH aku biarkan di gantungan, ‘malu ah!’ menyentuhnya, seakan ada getaran aneh, seakan-akan mereka sendiri yang dihadapanku, tetapi kemudian rasioku bekerja menyadarkanku bahwa itu hanyalah seonggok pakaian.


“Hei! kenapa malu, meskipun kau cium pun tak akan berteriak!” begitu bunyi kepalaku saat memandang segitiga-segitiga lucu dan kacamata mungil penutup dada itu.


Sesaat aku memandangnya lagi, dan mulai tergoda untuk menjamahnya, tanpa sadar tanganku bergerak meraihnya untuk sekedar mengelusnya, tanganku bergetar hebat saat memegangnya lalu tiba-tiba muncul perasaan horny yang meluap-luap hingga aku mulai mengendus, mencium celana dalam warna putih yang berhiaskan bunga-bunga kecil itu dengan birahi yang menggelora. Ooh! betul-betul birahiku memuncak saat kuhirup dalam-dalam aroma kewanitaan para gadis belia itu, kupenuhi rongga dadaku seakan tak ingin kusisakan ruang kosong paru-paru ini tanpa wangi tubuh dan keringat sedap yang menempel di CD dan BH itu. Kakiku terasa lemas sementara batangku semakin mengeras.


Kuremas-remas dengan gemas dan sekali lagi kuhirup dalam-dalam kesegaran aroma keringat yang melekat erat di celana dalam dan BH itu, aku jadi ingat saat para gadis itu bererobik tadi pagi, “mmhh.. Mmhh aah ssh.. ” aku bernafas dengan hidung tertutup kain berenda itu, secuil aroma pipis menambah rasa birahiku menjadi-jadi, seakan aku benar-benar melumat vagina para gadis itu.


Aku semakin larut dengan fantasiku, celana dalam dan BH kotor yang digantungan sebanyak 4 pasang plus baju-baju kotor dengan wangi badan penuh sensasi gadis remaja membalut seluruh tubuhku yang tanpa sadar sudah polos telanjang! Benar!, seolah aku bersetubuh dengan mereka, berempat sekaligus, aku tersandar di dinding kamar mandi sambil mengusap-usapkan ke penisku dengan lembut celana dalam tipis itu bergantian dengan tangan kiriku sambil terus beronani, tangan kananku membenamkan BH dengan bau asam keringat yang segar itu ke hidungku, sementara kaos-kaos centil yang saat dipakai akan memamerkan ketiaknya yang putih bersih dan tak cukup untuk menutupi keindahan perut dan pusar pemakainya itu kututupkan diseluruh tubuhku yang terus bergetar hebat.


Kulihat bagian CD yang menyempit diselangkangan, terdapat noda-noda samar dan lendir bening tipis diatasnya, kuhirup dengan nikmat! kujilat, kuhisap seolah menjilat vaginanya dengan gemas, agak asin rasanya. Kulahap dengan ganas, kutarik, kugigit, oohh nikmatnya..


Kubentangkan CD yang mungil itu dan kutempelkan bagian selangkangan penutup vagina itu di penisku, woow! besarnya kontolku terlihat tak sebanding dengan lebar penutup vagina dibagian bawah celana dalam itu, rudalku terlihat terlalu besar untuk ukuran selangkangan para gadis itu, nafsuku menjadi meledak membayangkan begitu sesaknya jika rudalku memasuki vaginanya! tiba-tiba badanku bergetar hebat, sensasi yang luar biasa!!, penisku tak kuasa menahan muntahan lahar kenikmatan yang berdenyut-denyut mendesak keluar itu dan “Ah..! ah! nikmat sekali!”. Terasa berliter-liter melesat keluar dibarengi sengatan gairah birahi dan terus kukocok-kocokkan serta kugesek-gesekkan rudalku pada celana dalam dan BH itu hingga getaran yang menyerang seluruh tubuhku membuat diriku terkejang-kejang tak terkendali.


Peluhku berluncuran diseluruh tubuhku, lemas, lega, bercampur aduk membuat rasa sensasi yang luar biasa di benakku, kubiarkan nafasku yang memburu perlahan berangsur normal, setelah beberapa menit terkulai lemas, aku mulai bangun, beranjak merapikan baju-baju kotor para gadis itu yang ikut terlempar berserakan saat aku mencapai orgasme hebat, kubersihkan ledakan dan ceceran lahar yang menempel pada CD dan BH dengan tissue agar tersamar, bagaimanapun aku tak ingin mereka tahu bahwa ‘daleman’ mereka telah kujadikan bulan-bulanan alat pemuas nafsu birahi dan yang pasti supaya mereka tidak curiga sehingga aku tetap bisa leluasa “menikmati” celana dalam dan BH kotor mereka selama menginap di hotel tempatku bekerja.


Sejak saat itulah aku menjadi tergila-gila untuk menciumi celana dalam kotor para gadis, katakanlah ada seorang gadis dengan bodi aduhai, cantik, menarik dan saat duduk roknya terbuka sampai terlihat celana dalamnya atau pada pantatnya terlihat garis celana dalamnya maka aku tidak terlalu tertarik padanya, yang ada di pikiranku justru,


“Andai aku bisa menciumi, menjilati, merasakan kelembutan celana dalamnya ah.. Betapa nikmatnya”.


Celana dalam yang menjadi korbanku pun semakin banyak berjatuhan, aku semakin terobsesi untuk merasakan segala tipe cewek lewat celana dalam dan BHnya, aku merasa sudah ‘ merasakan’ seorang wanita hanya dengan mencumbu dalemannya, bukankah celana dalam dan BH adalah barang yang paling pribadi? seolah dengan mendapatkannya aku pun telah menikmati tubuhnya.


Mulai dari wanita pribumi sampai dengan wanita bule kuperkosa dalemannya, ada yang aku ambil dari kopernya, cantelan kamar mandi, dan sebagainya. Aku tidak tertarik jika wanita itu sedang mens (soalnya enggak ada aromanya, pake softex sih), sehabis atau sebelum mens juga males! kurang menggairahkan aromanya, wanita yang habis ditiduri (merasa didahului), gemuk!, terlalu jorok, yang jelas aku suka yang sehabis dipakai wanita muda dan model CD atau BHnya tidak aneh-aneh.


Juga yang paling aku sukai adalah cara penyimpanannya karena kadang CD atau BH setelah dipakai dan belum dicuci tersebut disimpan rapi dan tersembunyi sekali, menjadikan aku berdebar-debar saat mencarinya, ada sensasi tersendiri setelah agak susah mencarinya. Pernah suatu ketika aku mencarinya sampai isi tas aku ubek-ubek, ada duit 10 jeti disimpan disitu, ah tapi aku tak tertarik tuh! Gile ya.. Aku lebih senang si segitiga itu! Akhirnya tetap juga tidak aku temukan, hingga aku baru tahu, ternyata dia memakai segitiga yang dibikin dari kertas tissu yang banyak dijual di swalayan, waah! Dan dibuang di tempat sampah, ini juga aku tidak suka, aku lebih suka kain biasa yang mungkin di benakku terlintas bahwa celana dalam tissue tidak mempunyai nilai historis, pakai sekali langsung buang!


Kebiasaanku semakin parah saat aku bertugas di laundry, yang tadinya aku perlu mengetahui siapa pemilik celana dalam dan BH itu, agar pada saat berfantasi benar-benar nyata, maka sekarang celana dalam dan BH wanita siapapun asal ukurannya tidak besar, tidak sedang haid, dan baru saja dipakai, menjadi santapanku saat membongkar laundry bag. Aku mempunyai ruangan tersendiri yang bisa kukunci, sehingga aku dengan santainya membawa celana dalam dan BH itu keruanganku, biasanya kulakukan saat malam hari, wah kadang ada belasan celana dalam dan BH dalam semalam! berwarna-warni, menggairahkan! sampai-sampai aku perlu membuat catatan dahulu, supaya tidak tertukar-tukar saat mengembalikan ke dalam keranjangnya masing-masing.


Aku semakin bertambah berani dengan menyemprot CD dan BH itu dengan lahar kenikmatanku (toh pemiliknya tidak bakalan tahu), aku merasa puas saat melihat CD dan BH yang tak berdaya itu berbasah-basah dengan spermaku.


Apakah semua itu aneh? Apakah kebiasaan itu bisa hilang setelah aku berpacaran atau menikah? Ah.. Sudahlah yang penting sekarang libidoku tersalurkan supaya tidak jerawatan dan tidak menjadi pemerkosa yang sebenarnya. Aku merasa dengan daleman wanita untuk beronani perasaanku menjadi lebih santai (mungkin karena tidak akan ada penolakan, protes atau semacamnya, merasa bebanku lebih ringan karena tidak ada pihak yang dirugikan toh aku bermain dengan fantasi, lebih pribadi karena aku lebih tahu fantasi apa yang kusukai, aku merasa cukup hanya dengan mendapatkan ‘daleman’ wanita, serasa aku berhasil melumat kewanitaanya tanpa harus berkenalan, pendekatan dan sebagainya, mungkin karena aku suka minder dihadapan mereka ya? Dan yang pasti lebih murah! karena tinggal nyomot aja.

10 Mei 2013

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Gara-gara dipijit Pembantuku


"Dari Cisompet, Bu" kata pembantu baru itu kepada isteriku ketika ditanya asalnya dari mana.

"Cisompet ? daerah mana tuh"

"Itu Bu" Garut terus ka kidul .. jauh, dekat perkebunan teh" jelasnya lagi dengan wajah memerah karena malu-malu kali. Wajah yang biasa saja seperti wajah gadis desa lainnya, tapi Tini ini punya kelebihan, kulitnya kuning langsat dan bersih, badannya sedikit agak gemuk.

"Pameumpeuk, maksud kamu" kataku nimbrung, ingat daerah pantai selatan Garut, yang ada tempat peluncuran roket itu.


"Sebelumnya Pak. Tempat saya daerah pegunungan, kebun teh. Pameumpeuk mah cakeut pisan ka laut"

"Berapa umur kamu"

"Bulan depan 21 tahun, Bu"

"Udah berkeluarga ?"

"Sudah Bu, tapi sekarang udah cerai"

"Punya anak ?"

"Satu Bu, laki-laki, umur 2 tahun"

"Dimana anaknya sekarang ?"

"Di kampung, ikut neneknya"

"Udah pernah kerja sebelumnya ?" tanya isteriku lagi.

"Pernah dua kali Bu". Di Jakarta"

"Kerja di mana ?"

"Pembantu juga bulan, trus pindah ke Swasta hanya sebulan"

"Sebagai apa di swasta"

"Biasa Bu, buruh"

Singkatnya, setelah "wawancara rekrutmen" itu akhirnya isteriku menerima Tini sebagai pembantu rumah tangga kami yang baru. Sebenarnya, "interview ? yang dilakukan oleh isteriku kurang mendalam, setidaknya menurut text-book yang pernah kubaca. Tapi biarlah, toh hanya PRT dan kami memang sangat membutuhkannya. Di hari pertama Tini bekerja, isteriku terpaksa ambil cuti sehari untuk"memberi petunjuk" kepada pembantu baru ini.


Pembaca yang baik, dari sejak diterimanya Tini sebagai pembantu rumah tangga kami inilah kisah nyataku berawal. Cerita ini memang sungguh-sungguh saya alami sekitar setahun yang lalu. Setelah aku dapat kiriman URL address Samzara lewat seorang mail-mate dan aku membaca cerita-cerita serunya, aku terdorong untuk ikut berkisah tentang pengalamanku nyataku ini, walaupun aku sebenarnya bukan penulis.

Kami suami isteri memang sama-sama bekerja sebagai karyawan, tapi beda perusahaan. Anak kami orang. Si sulung, laki-laki, baru sebulan ini mulai kuliah dan kost di Jatinangor. Walaupun kami juga tinggal di Bandung, tapi untuk menghemat waktu dan biaya transport dia kost di dekat kampusnya. Nomor dua perempuan, SMU swasta kelas dua, masuk siang, dan si Bungsu lelaki, masih SLTP negeri masuk pagi.

Walapun aku terkadang "jajan" kalau keadaan darurat, sebenarnya aku tak tertarik kepada Tini. Selain karena dia pembantu, juga karena isteriku masih mantap dan mampu memuaskanku dalam banyak hal, termasuk seks. Kenapa masih suka jajan ? Ya .. karena dalam keadaan darurat itu. Tapi sekepepet gimanapun aku engga akan "makan" pembantu. Tak baik. Lagipula Tini, yang menarik darinya sebagai wanita, hanya kulit tubuhnya yang langsat dan bersih.

Demikian juga setelah Tini sebulan kerja di rumahku. Sampai suatu saat, aku mulai lebih sering memperhatikannya karena peristiwa yang akan kuceritakan ini.

Waktu itu aku tak masuk kantor sebab badanku tak enak. Seluruh badan pegal-pegal, mulai dari punggung, pinggang sampai kedua kaki. Mungkin ini cuma flu atau masuk angin, aku tak perlu ke dokter. Tapi karena pegal-pegal tadi aku memutuskan untuk istirahat di rumah saja. Tiduran saja sambil membaca.

"Oh" maaf Pak" saya kira Bapak ke kantor" seru Tini kaget.

Dia masuk ke kamarku untuk membersihkan seperti biasanya. Tini langsung menutup pintu kembali dan keluar.

"Engga apa-apa bersihin aja"

"Bapak sakit ?" tanyanya

"Engga". Cuman pegel-pegel badan, kayanya masuk angin"

Tini mulai menyapu, kemudian mengepel. Ketika dia membungkuk-bungkuk ngepel lantai itulah aku "terpaksa" melihat belahan dadanya dari leher T-shirt nya. Kesan pertama : bulat dan putih. Wah "pemandangan menarik juga nih, pikirku. Tak ada salahnya kan menikmati pemandangan ini. Bentuk buah dada itu semakin jelas ketika Tini mengepel lantai dekat tempat tidur. Belahan dada itu menyiratkan "kebulatan" dan mantapnya ukuran bukit-bukit disampingnya. Dan lagi, putihnya ampuun.

Walaupun aku mulai terangsang menikmati guncangan sepasang 'bola’ kembar besar itu, aku segera menghilangkah pikiran-pikiran yang mulai menggoda. Ingat, dia pembantu rumah tangga kamu.
"Kalo masuk angin" mau dikerokin Pak ?" Pertanyaan yang biasa sebenarnya, apalagi ekspresi wajahnya wajar, polos, dan memang ingin membantu. Tini ternyata rajin bekerja, isteriku senang karena dia tak perlu banyak perintah sudah bisa jalan sendiri. Jadi kalau dia bertanya seperti itu memang dia ingin membantuku. Tapi aku sempat kaget atas tawarannya itu, sebab lagi asyik memperhatikan belahan putihnya.

"Kerokin ?"

"Bapak engga biasa kerokan. Punggung pegal-pegal begini sih biasanya dipijit. Memang aku suka memanggil Mang Oyo, tukang pijat, tapi dia sedang ada panggilan ke Cimahi. Besok lusa baru tukang pijit langgananku itu janji mau dateng".

"Oo .. tukang pijit yang ditelepon Ibu tadi ya" sahutnya.
Tini rupanya memperhatikan isteriku menelepon.

"Dia kan baru dateng 2 hari lagi" lanjutnya sambil terus mengepel. Tini memang suka ngobrol. Tak apalah sekali-sekali ngobrol ama pembantu, asal masih bisa menikmati guncangan bukit kembarnya. Aku tak menjawab. Kini ada lagi temuanku,. Meski Tini agak gemuk, tapi badannya berbentuk. Maksudku shaping line-nya dari atas lebar, turun ke pinggang menyempit, terus turun lagi ke pinggul melebar. Seandainya tubuh Tini ini bisa di "re-engineering", dibentuk kembali, tingginya ditambah sekitar 5 cm tapi tidak perlu tambahan "bahan baku", jadilah tubuh ideal.

"Entar kalo kerjaan saya udah beres, Bapak mau saya pijitin ?"
Hah ? berani bener dia menawari majikan lakinya untuk dipijit ? Tapi kulihat wajahnya serius dan masih tetap polos. Jelas tak ada maksud lain selain memang ingin membantu majikannya.

"Emang kamu bisa ?"

"Saya pernah kursus memijat, Pak"

"Boleh" hanya itu jawabanku. Sebenarnya aku ingin tanya lebih jauh tentang kursusnya itu, tapi dia telah menyelesaikan pekerjaannya dan terus keluar kamar.

Tinggal aku yang menimbang-nimbang. Aku memang senang dipijit, baik oleh Mang Oyo apalagi oleh wanita muda. Tapi gimana kalau isteriku tahu aku dipijit oleh Tini, aku belum tahu reaksinya. Terima sajalah tawarannya ini, toh aku nanti bisa pesan sama dia untuk tak bilang ke isteriku.

"Dipijat sekarang, Pak ?" tawarnya ketika ia membawa minuman yang kuminta. Kulihat baru jam 12 siang.

"Kerjaan kamu udah beres ?"

"Belum sih, mau seterika tapi jemuran belum kering"

Aku juga ingin sekarang, tapi anakku yang sekolah siang belum berangkat. Tak enak kalau dia tahu bapaknya dipijat oleh pembantu wanita muda.

"Entar aja. Sekitar jam 2"? Pertimbanganku, pada jam itu anak kedua sudah ke sekolah, si Bungsu sudah pulang sekolah dan main keluar rumah seperti biasanya, dan masih cukup waktu sebelum isteriku pulang kantor pada pukul 5 sore.

Sekitar pukul 2 lewat seperempat, Tini mengetuk pintu kamarku.

"Masuk" Tini nongol di pintu.

"Bapak ada henbodi ?" Maksudnya tentu hand-body lotion.

"Cari aja disitu" kataku sambil menunjuk meja rias isteriku.
Aku membalikkan tubuh, telungkup, siap dipijat.

"Lepas aja kaosnya Pak, biar engga kena henbodi"

Celaka ! ketika aku melepas kaos, aku baru sadar bahwa aku dari pagi belum mandi dan masih mengenakan "pakaian tidur" kebiasaanku : T-shirt dan singlet untuk atasnya, dan hanya sarung sebagai penutup tubuh bawahku. Pakaian "kebesaran" ini memang kesukaanku, sebab memudahkan kalau sewaktu-waktu aku ingin meniduri isteriku. Akupun menuntut isteriku untuk berpakaian tidur khusus pula : gaun agak tipis model tank-top dan mini, tanpa apa-apa lagi di dalamnya !

Jadi kalau aku akan berhubungan seks aku perlu stimulasi lebih dulu, maklum sudah belasan tahun aku menikah. Stimulasi yang paling aku senangi dan bisa membuat penisku keras adalah oral. Isteriku tinggal menyingkap sarung dan melahap isinya. Dan setelah kami siap tempur, aku tak perlu direpotkan oleh pakaian isteriku. Aku tinggal "menembak" setelah menindih tubuhnya, sebab biasanya baju tidur pendek nya itu akan tersingkap dengan sendirinya ketika aku menindih dan menggeser-geserkan tubuhku.

Tini memang pintar memijat. Dengan hand-body lotion dia mengurut tubuhku mulai dari pinggang sampai punggung begitu enak kurasakan. Dia tahu persis susunan otot-otot di punggung. Sepertinya dia sudah pengalaman memijat.

"Kamu pernah kursus pijat di mana ?" tanyaku membuka percakapan.

"Ehhmm" di" di panti pijat Pak"

"Ha. Kamu pernah kerja di panti pijat ?"

"Iiyyyaa Pak "

"Kok engga bilang"

"Takut engga diterima ama Ibu, Pak"

"Dimana dan berapa lama ?"

"Di panti pijat ———-, cuma sebulan kok. Tapi Bapak jangan bilang ke Ibu ya "

"Iya deh, asal kamu mau cerita semua pengalaman kamu kerja di panti pijat". Untuk sementara aku menang, punya kartu as yang nanti akan berguna kalau aku harus bilang ke Tini, 'jangan bilang ke Ibu ya'

"Sebelum kerja" kan ikut trening dulu seminggu Pak"

"Oh iya..?"

"Soalnya itu emang tempat pijat beneran"

Aku tahu, panti pijat yang disebutnya itu terletak di Jakarta Selatan dan memang panti pijat ’serius'. Bukan seperti di Manggabesar misalnya, semua panti pijat hanya kamuflase dari tempat pelayanan seks saja.

"Trus kenapa kamu hanya sebulan, gajinya lumayan kan, dibanding pembantu"

"Iya sih, cuman cape Pak. Saya sehari paling tahan memijat 2 orang saja."

"Kerja memang cape"

"Tapi tangan saya jadi pegel banget Pak. Sehari saya memijat 5 - 6 orang. Penghasilan memang gede tapi biaya juga gede. Mendingan pembantu aja, semua biaya ada yang nanggung, bisa nabung"

"Kamu senang kerja di sini ?"

"Saya kerasan Pak, semuanya baik sih" Memang aku mengajarkan kepada anak-anakku untuk bersikap baik kepada pembantu.

"Kamu mijit sekarang ini cape juga dong"

"Engga dong Pak, kan cuma sekali-sekali"

"Kalau Bapak minta tiap hari ?"

"Engga baik Pak pijat setiap hari. Paling sering sekali seminggu"

Lalu hening lagi. Aku asyik menikmati pijatannya, masih di punggungku.

"Punggungnya udah Pak. Kakinya mau ?"

"Boleh"
Kaki saja bolehlah, asal jangan ke atas, soalnya burungku sedang tak ada kurungannya. Tini menyingkap sarungku sampai lutut, lalu mulaimem encet-mencet telapak kakiku.

"Aturan kaki dulu Pak, baru ke atas"

"Kenapa tadi engga begitu ?"

"Kan Bapak tadi minta punggung"

Lalu naik ke betis, kemudian mengurutnya dari pergelangan kaki sampai lutut, kaki kiri dulu baru yang kanan.

"Apa aja yang diajarin waktu trening ?"

"Pengetahuan tentang otot-otot tubuh, cara memijat dan mengurut, terus praktek memijat. Paling engga enak prakteknya"

"Kenapa ?"

"Mijitin para senior, engga dibayar"

Kedua kakiku sudah selesai dipijatnya. Tiba-tiba Tini menyingkap sarungku lebih ke atas lagi dan mulai memijat paha belakangku (aku masih telungkup). Nah, ketika mengurut pahaku sampai pangkalnya, burungku mulai bereaksi, membesar. Aku yakin Tini sudah tahu bahwa aku tak memakai CD. Meskipun sarung masih menutupi pantatku, tapi dalam posisi begini, terbuka sampai pangkal paha, paling tidak"biji"ku akan terlihat. Tapi Tini terlihat wajar-wajar saja, masih terus mengurut, tak terlihat kaget atas kenakalanku. Bahkan dia sekarang memencet-mencet pantatku yang terbuka.

"Cuma itu pelajarannya ?" tanyaku asal saja, untuk mengatasi kakunya suasana.
Tapi aku mendapatkan jawaban yang mengejutkan.

"Ada lagi sebetulnya, cuman" malu ah bilangnya"

"Bilang aja, kenapa musti malu"

"Engga enak ah Pak"

"Ya udah, kamu cerita aja pengalaman kamu selama kerja mijat"

"Ahh" itu malu juga"

"Heee". Udah" cerita apa aja yang kamu mau"

"Kan tamu macem-macem orangnya. Ada yang baik, yang nakal, ada yang kurang ajar"

"Trus ?"

"Kita diajarin cara mengatasi tamu yang ingin coba-coba"

"Coba-coba gimana?"

"Coba itu... ah .. Bapak tahu deh maksud saya "

"Engga tahu" kataku pura-pura

"Itu... tamu yang udah tinggi. Emm... nafsunya" Wah menarik nih.

"Gimana caranya"

"Hmm... ah engga enak ah bilangnya" katanya sambil mengendurkan otot-otot pantatku dengan menekan dan mengguncangkan. Punyaku makin terjepit.

"Bilang aja"

"Dikocok aja"

"Ha"!"

"Kalo udah keluar, kan tensinya langsung turun"

"Kamu diajarin cara ngocoknya ?"

"Sebenernya bukan itu aja sih Pak, tapi diajarin cara mengurut itu" .

"Wah .. kamu jadi pinter ngurut itu dong" Pantesan dia biasa-biasa saja melihat pria telanjang.

"Buat apa itu diurut" tanyaku lagi.

"Biar jalan darahnya lancar"." Maksudnya peredaran darah.

"Kalo lancar, trus ?"

"Ya.. biar sip, gitu. Ah Bapak ini kaya engga tahu aja. Sekarang depannya mau Pak ?"

Mau sih mau, cuman malu dong ketahuan lagi tegang begini. Ketahuan sama pembantu lagi. Apa boleh buat. Dengan acuhnya aku membalikkan badan. Jelas banget yang tegang itu di balik sarungku. Punyaku memang besarnya sedang-sedang saja, tapi panjang. Kulihat Tini melirik sekilas kepada punyaku itu, lalu mulai mengurut kakiku. Ekspresinya tak berubah. Biasa saja. Dia memang udah biasa melihat perangkat-perangkat lelaki.

"Cerita lagi pengalaman kamu" kataku sambil menahan geli.

Tangan Tini sudah sampai di pahaku. Kedua belah telapak tangannya membentuk lingkaran yang pas di pahaku, lalu digerakkan mulai dari atas lutut sampai ke pangkal pahaku berulang-ulang. Terasa jelas beberapa kali jari-jarinya menyentuh pelirku yang membuat penisku makin kencang tegangnya. Apalagi gerakan mengurut pahaku itu membuatnya harus membungkuk sehingga aku bisa makin jelas melihat belahan dadanya dan sebagian buah putihnya itu. Bahkan sampai guratan-guratan tipis kehijauan pembuluh darah pada buah dadanya nampak. Aku harus berusaha keras menahan diri agar tak hilang kendali lalu menggumuli wanita muda di depanku ini, menelanjanginya dan memasukkan penisku yang sudah tegang ke lubang vaginanya. Walaupun udah high begini, aku tak akan memberikan air maniku kedalam vagina pembantuku sendiri. Semacam pantanganlah. Lebih baik sama isteri atau cari di luaran. Ada kawan kantor yang bersedia menerima penisku memasuki tubuhnya, kapan saja aku butuh. Termasuk sedang mens, tentunya dengan teknik oral kalo bulannya lagi datang.

"Banyak susahnya dibanding senengnya, Pak"

"Ah masa"

"Iya. Makanya saya hanya tahan sebulan"

"Gimana sih engga enaknya"

"Banyak tamu yang dateng maunya 'main’, bukan pijit. Saya kan engga mau begituan. Lagian udah jelas di situ kan engga boleh buat main"

"Kalo tamunya ngotot minta"

"Yaah .. dikocok aja, sambil ” Aku tunggu dia tak meneruskan kalimatnya.

"Sambil apa..?"

"Kalo ada yang nekat, daripada bikin repot, saya kasih aja pegang-pegang tetek, tapi dari luar aja. Saya engga kasih buka kancing"

"Pantesan kamu laris, ada bonusnya sih.."

"Engga semua tamu Pak, emangnya diobral. Hanya yang bandel aja. Biasanya sih kalo mulai nakal pengin pegang-pegang, trus saya tolak terus, dia bisa ngerti. Kalo udah keluar, kan langsung surut nafsunya"

Paha kanan selesai diurut, kini pindah ke paha kiri. Mungkin karena posisinya, kayanya kali ini pelirku lebih sering disentuh dan terusap. Baru aku menyadari, lengan Tini ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku makin tegang saja, penisku sudah tegang maksimum, siap untuk digunakan. Tapi aku tetap bertahan untuk tak lepas kontrol.

Tiba-tiba muncul ide nakalku. Dengan menggerakkan pinggul dan kaki, aku diam-diam menarik sarungku seolah-olah tak sengaja sehingga kini seluruh batang kelaminku terbuka. Aku juga pura2 tak tahu. Tapi dasar". Reaksi Tini tak seperti yang kuduga. Dia hanya sekilas melihat kelaminku, lalu kembali asyik mengurut dan acuh. Dia sudah terlalu sering melihat kelamin lelaki yang tegang".

"Setiap tamu kamu kocok"

"Engga dong, yang nakal iya, ada juga yang minta. Sebenarnya saya bukan ngocok, tapi mengurut supaya darahnya lancar, tapi tamunya yang minta sekalian dikocok"

Ah pengin juga punyaku diurut, supaya lancar. Terus dikocok, supaya segar

"Kamu ngocoknya selalu sampai keluar"

"Iya dong Pak, kan supaya aman. Lagian cuman sebentar."

"Oh iya"

"Iya .. ada juga sih yang lama, tapi umumnya 2- 3 menit juga keluar. Malah ada yang udah keluar duluan sebelum diurut, cuman kesentuh"

"Oh ..ya"

"Waktu saya ngerjain perutnya, kalau dianya udah tegang, sering kesentuh ama tangan saya. Eh .. tahu-tahu jari saya kesiram air hangat".

"Oh iya .. terus gimana" Saya emang sedikit kaget, tapi pura2 engga tahu supaya dia engga kesinggung"

"Yang lucu lagi, ada yang udah keluar sebelum disentuh"

"Ah masa"

"Anak muda. Setelah selesai pijit belakang, terus kan saya suruh balik badan buat pijit depan. Dianya engga segera membalik. Trus saya minta ijin buat minum sebentar. Waktu saya masuk lagi, dianya udah terlentang dan itunya ditutup pakai handuk. Padahal tadi dia telanjang. Trus waktu saya ngurut paha kaya sekarang ini lho, terasa basah-basah di situ. Setelah dia pulang spreinya basah. Dia udah keluar sewaktu telungkup"

Paha kanan dan kiriku sudah selesai diurut, pelir kanan dan kirikupun sudah beberapa kali disentuh.
Terus, what next ?

Dengan "dingin" nya Tini menutupi kembali kelaminku dengan sarung, lalu.
"Sekarang atasnya, Pak"

Tini lebih mendekat, berdiri di samping kiri perutku dan mulai memijit bahuku, trus dadaku. Bulu-bulu di lengannya makin jelas, lumayan panjang, halus, dan berbaris rapi. Hali ini menambah rangsanganku. Kedua tanganku bebas. Kesempatan ini kugunakan buat "tak sengaja" menyentuh pantatnya yang begitu menonjol ke belakang, dengan tangan kiriku. Uh, padat banget pantat si Tini.

Dia tak bereaksi. Tanganku makin nakal. Kali ini tak menyentuh lagi, tapi sudah meremas-remas kedua bulatan di belakang tubuhnya itu. Tini tak protes, tapi dengan amat ’sopan" dan lihai dia menghindari kenakalan tanganku sambil terus memijit, seolah-olah tak sengaja menghindar. Benar-benar dia "bijaksana". Akupun segera tahu diri, dia tak suka diganggu oleh majikannya ini.

Begitu juga waktu dia memijat tanganku. Ketika mengurut di bagian lengan atas telapak tanganku berada di wilayah dadanya. Aku lagi-lagi "tak sengaja" menyentuh bukit kanannya". Uuuh bukan main padat dada janda muda beranak satu ini. Tapi aku tak berani melanjutkan aksi tanganku di dadanya. Ada rasa tak enak.

Kedua tangan selesai diurut. Tini menyibak sarung yang menutupi perutku, sehingga seolah-olah makin mempertegas menjulangnya penisku. Dengan perlahan ia mengurut perutku.
"Kalau perut memang engga boleh kuat-kuat" katanya. Memang, dia lebih mirip mengusap dibanding mengurut. Hal ini makin menambah rangsanganku saja. Benar, dalam mengusap perut Tini beberapa kali menyentuh penisku, tapi tak langsung, masih kehalangan dengan kain sarung. Lebih nikmat kalau langsung".

"Selesai Pak" katanya begitu selesai mengurut perut.
Selesai. Aku ingin dia mengurut penisku, seperti yang dilakukan kepada customernya.

"Engga sekalian" kataku setengah ragu dan dengan suara agak serak.

"Apa pak?"

"Punya Bapak diurut sekalian"

"Ah engga perlu Pak, punya Bapak masih bagus, masih sip .."

"Tahu dari mana kamu..?"

"Itu, tegangnya masih bagus" katanya.
Anak ini benar-benar dingin. Ekspresi wajahnya biasa-biasa, polos wajar, padahal bicara tentang suatu yang amat sensitif dan rahasia. Dan kaget banget aku dibuatnya. Dia tiba-tiba menyingkap sarungku dan lalu. Memegang batang penisku !

"Tuh kan" kerasnya juga masih bagus"

"Ah ..masa"

"Benar Pak, masih tok-cer"

Anak Cisompet ini benar-benar mengagumkan, seperti sex-counselor aja. Apa yang dikatakannya benar. Punyaku tak pernah ngambek bila ingin kugunakan.

"Engga apa-apa, biar tambah sip" aku masih belum menyerah ingin menikmati urutannya.

"Eehmm.. sebenarnya saya mau aja mengurut punya Bapak, cuman rasanya kok engga enak sama Ibu"

”Kan engga perlu bilang sama Ibu"

"Seolah saya mengganggu milik Ibu, engga enak kan" Ibu kan baik banget ama saya"

"Ah .. siapa bilang mengganggu, justru kamu membantu Ibu. Ini kan untuk kepuasan Ibu" Tini termakan rayuanku. Dituangnya hand-body ke telapak tangan, lalu menyingkirkan sarungku, dan mulai bekerja.

Pertama-tama, dioleskannya ke pahaku bagian dalam yang dekat-dekat kelamin, dan diurutnya. Lalu urutan pindah ke kantung buah pelir dan bergerak keatas ke batangnya, dengan kedua tangan bergantian. Ahhh sedapnya. Lalu dengan telunjuk dan ibu jari dipencetnya batang penisku mulai dari pangkal sampai ke ujungnya. Demikian gerakannya bergantian antara mengurut dan memencet. Lalu proses diulang lagi, mulai dengan mengurut paha, biji pelir, batang, dan seterusnya sampai empat kali ulangan.

Begitu ulangan keempat selesai, dia lanjutkan dengan gerakan urut naik-turun. Kalo gerakan ini sih lebih mirip mengocok tapi lebih perlahan-lahan, enak campur geli-geli, pencet lagi dengan kedua jari, lalu urut lagi, dilanjutkan mengocok pelan. Terkadang kocokannya diselingi dengan kecepatan
tinggi, tapi hanya beberapa kali kocokan terus pelan lagi. Kurasakan aku mulai mendaki. Tangan Tini benar-benar lihai menstimulir kelaminku hingga mulai meninggi "terus mendaki".. mungkin beberapa langkah lagi aku sampai di puncak. Tapi"..

"Udah Pak"

"Udah ..?" aku kecewa berhenti mendadak begini.

"Masih yahuud begini" kalo orang lain sih udah muncrat dari tadi

"Ah masa"

"Bener Pak, udah lebih dari 10 menit Bapak belum."

"Sebentar lagi aja udah hampir kok"

"Jangan ah pak simpan aja buat Ibu nanti malem"

"Sebentar aja deh"

"Udahlah Pak. Bapak hebat. Ibu beruntung lho memiliki Bapak"
Akhirnya aku mengalah.

"Iyalah... Makasih ya.. bapak jadi seger nih"

Memang perasaanku menjadi lebih segar dibanding tadi pagi. Tapi ini" rasa yang menggantung ini perlu penyelesaian. tiba-tiba aku berharap agar isteriku cepat-cepat pulang.

"Makasi ya Tin" kataku lagi waktu dia pamitan.

"Sama-sama Pak"

Pukul lima kurang seperempat. Tini memijatku selama satu setengah jam. Sebentar lagi isteriku pulang. Aku cepat-cepat mandi menghilangkan wanginya hand-body lotion, entar curiga isteriku, tumben-tumbenan pakai handbody.

Isteriku terheran-heran ketika sedang mengganti baju aku serbu dari belakang

"Eh.. ada angin apa nih"

"Habis seharian nganggur, jadinya mengkhayal aja" kataku berbohong.

Isteriku sudah maklum maksud seranganku ini. Akupun sudah pengin banget, gara-gara nanggungnya pekerjaan tangan Tini tadi. Tahu suaminya udah ngebet banget, dia langsung melepas Cdnya dan pasang posisi. Kusingkap dasternya. Kusingkap juga sarungku, dan aku masuk. Goyang dan pompa. Kiri kanan, dan atas bawah. Sampai tuntas, sampai kejang melayang, sampai lemas. Seperti yang sudah-sudah. Hanya bedanya sekarang, waktu menggoyang dan memompa tadi aku membayangkan sedang menyetubuhi Tini ! Hah !

Sejak Tini memijatku kemarin, aku jadi makin memperhatikannya. Padahal sebelumnya hal ini tak pernah kulakukan. Seperti waktu dia pagi hari menyapu lantai terkadang agak membungkuk buat menjangkau debu di bawah sofa misalnya. Aku tak melewatkan untuk menikmati bulatan buah dada putihnya. Atau kalau dia sedang naik tangga belakang ke tempat jemuran. Aku bisa menikmati betis dan bagian paha belakangnya, walaupun bentuk kakinya tak begitu bagus, tapi putih mulus. Paling menyenangkan kalau memperhatikan dia mengepel lantai, makin banyak bagian dari buah dadanya yang terlihat, apalagi kalau dia memakai daster yang dadanya rendah. Tentu saja sebelum memperhatikan dia, aku harus memeriksa situasi dulu, ada isteriku atau anak-anakku engga.

Yang membuatku merasa beruntung adalah ketika aku terpaksa pulang lagi ke rumah karena ada berkas kantor yang ketinggalan. Waktu itu sekitar jam 10 pagi. Aku parkir mobilku di tepi jalan, tidak di garasi, toh hanya mengambil dokumen. Aku ketok pintu depan tak ada yang menyahut.

Kemana nih si Uci (anakku yang SMU masuk siang). Si Tini pasti ada di belakang. Ternyata pintu tak terkunci, aku masuk, sepi, langsung ke belakang. Maksudnya mau memperingatkan anakku dan pembantu tentang kecerobohannya tak mengunci pintu. Sampai di belakang tak ada seorangpun. Ke mana mereka ini. Aku kembali ke ruang tengah. Saat itulah Tini muncul dari kamar mandinya. Aku berniat menegurnya, tapi niatku urung, sebab Tini keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk yang tak begitu lebar. Buah dada besar itu seakan "tumpah"?. Lebih dari separuh dada tak tertutup handuk. Puting dada ke bawah saja yang tersembunyi. Dan bawahnya ”Seluruh pahanya tampak ! Handuk sempit itu hanya sanggup menutup sampai pangkal pahanya saja. Aku segera mengambil posisi yang aman buat mengamatinya, dibalik pintu kaca belakang. Viterage itu akan menghalangi pandangan Tini ke dalam. Aman. Habis mandi dia masih berberes-beres berbagai peralatan cuci, dengan hanya berbalut handuk. Sebelumnya dia tak pernah begini, mungkin dikiranya tak ada orang, berarti Si Uci lagi pergi. Yang membuat jantungku berdegup kencang adalah, dengan membelakangiku Tini membungkuk mengambil sesuatu di dalam ember. Seluruh pantatnya kelihatan, bahkan sedetik aku sempat melihat kelaminnya dari belakang !

Tak hanya itu saja. Setelah selesai berberes, Tini melangkah memasuki kamarnya. Sebelum masuk kamar inilah yang membuat jantungku berhenti. Tini melepas handuknya dan menjemurnya dengan telanjang bulat ! Hanya beberapa detik aku menikmati tubuh polosnya dari belakang agak samping. Bulatan buah dada kirinya sangat jelas. Kulit tubuhnya begitu bersih. Bentuk tubuhnya nyaris bagus, kecuali agak gemuk. Dada besar, pinggang menyempit, pinggul melebar dan pantat bulat menonjol kebelakang. Dia langsung melangkah masuk ke kamarnya. Dalam melangkah, sepersekian detik sempat terlihat bahwa bulu-bulu kelamin Tini lebat !

Aku tegang. Rasanya aku harus melanggar janjiku sendiri untuk tak meniduri pembantu. Ini adalah kesempatan baik. Tak ada siapapun di rumah. Aku tinggal masuk ke kamarnya dan menyalurkan ketegangan ini. Kukunci dulu pintu depan. Dengan mantap aku melangkah, siap berhubungan seks dengan wanita muda bahenol itu. Tapi sebelum keluar pintu belakang, aku ragu. Bagaimana kalau dia menolak kusetubuhi ?. Kemarin saja dia menolak meneruskan mengocok penisku sampai keluar mani. Apakah sekarang ia akan membiarkan vaginanya kumasuki ? Dia begitu merasa bersalah sama isteriku. Bahkan hanya buat mengonaniku, apalagi bersetubuh. Aku menimbang. Rasanya dia tak akan mau. Lagipula, apakah aku harus melanggar pantanganku sendiri hanya karena terangsang tubuh polosnya ? Tapi aku sudah high sekarang"

Ah sudahlah, aku harus bersabar menunggu Senin depan, saatnya dia memijatku lagi. Mungkin aku bisa merayunya sehingga dia merasa ikhlas, tak bersalah, memberikan tubuhnya buat kunikmati. Untuk menyalurkan yang sudah terlanjur tegang ini terpaksa aku akan mengajak "makan siang"? wanita rekan kantorku seperti biasa kulakukan : makan siang di motel ”’.!

Kami sudah di dalam kamar motel langgananku. Begitu pelayan berlalu, aku langsung mengunci pintu dan kupeluk si Ani, sebut saja begitu, mantan anak buahku, pasangan selingkuhku yang selalu siap setiap saat kubutuhkan.

"Eehhmmmmhh"? reaksinya begitu ciumanku sampai di lehernya.?

"Katanya mau makan dulu ?"

"Makan yang ini dulu ah .."? kataku sambil tanganku yang telah menerobos rok mininya mampir ke selangkangannya.

"Ehhmmmm kok tumben semangat banget nih tadi malem engga dikasih ama dia ya"?

"Udah kangen sih" Kutanggalkan blazernya.

"Huuu .. gombal ! Kemarin aja acuh banget”?

"Kan sibuk kemarin”? kubuka kancing blousenya satu persatu.
Padahal kami masih berdiri di balik pintu.

"Alesan"

BH-nya juga kucopot, sepasang bukit itu telah terhidang bebas di depanku. Dengan gemas kuciumi kedua buah kenyal itu. Putingnya kusedot-sedot. Gantian kanan dan kiri. Walaupun sudah sering aku melumat-lumat buah ini, tapi tak bosan-bosan juga. Mulai terdengar lenguhan Ani. Tanganku sudah menerobos CD-nya, dan telunjukkupun mengetest,"pintu"? nya sudah membasah. Lenguhan telah berubah menjadi rintihan. Yang aku suka pada wanita 30 tahun ini selain dia siap setiap saat kusetubuhi, juga karena Ani cepat panasnya.

Mulut dan jariku makin aktif. Rintihannya makin tak karuan. Hingga akhirnya
"Ayo.. sekarang"Pak .."? katanya.

Akupun sudah pengin masuk dari tadi.
Kupelorotkan CD-nya dan kulepas celana dan CD ku juga. Kutuntun Ani menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya. Kusingkap rok mininya dan kubuka pahanya lebar-lebar. Siap. Padahal roknya masih belum lepas, begitu juga kemejaku. Kuarahkan penisku tepat di pintunya yang basah itu, dan kutekan.

"Aaaaafffff hhhhhh" teriak Ani. Dengan perlahan tapi pasti, penisku memasuki liang senggamanya, sampai seluruh batang yang tergolong panjang itu tertelan vaginanya. Kocok.. goyang.. Kocok.. Goyang.. seperti biasa.

Sampai jari-jari Ani mencengkeram sprei kuat-kuat diiringi dengan rintihan histeris. Sampai aku menekan kuat-kuat penisku guna menyemprotkan maniku ke dalam vaginanya. Sampai terasa denyutan teratur di dalam sana. Sampai kami berdua rebah lemas keenakan. Begitulah. Persetubuhanku dengan Ani begitu sama gayanya. Gaya standar. Hal ini karena kami hampir selalu diburu waktu, memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Atau juga karena Ani cepat panasnya. Aku merasakannya monoton. Aku ingin sesuatu yang baru, tapi masih sayang melepaskan Ani, sebab sewaktu-waktu dia amat berguna meredakan keteganganku. Berarti harus menambah "koleksi" lagi ?

Mungkinkah sesuatu yang baru itu akan kudapatkan dari Tini? Ah, masih banyak hal yang musti kupertimbangkan. Pertama, tentang janjiku yang tak akan meniduri pembantu. Kedua, resiko ketahuan akan lebih besar. Ketiga, si Tini belum tentu mau, dia merasa terhalang oleh kebaikan isteriku. Tapi bahwa aku akan mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu : jauh lebih muda dari umurku, buah dada yang sintal dan besar, foreplay yang mengasyikkan dengan memijatku, makin mendorongku untuk mendapatkan Tini. Tak sabar aku menunggu Senin depan, saatnya Tini akan memijatku lagi..

Senin, pukul 12.00. Aku menelepon ke rumah. Uci yang mengangkat, belum berangkat sekolah dia rupanya. Aku mengharap Tini yang mengangkat telepon sehingga bisa janjian jam berapa dia mau memijatku. Satu jam berikutnya aku menelepon lagi, lama tak ada yang mengangkat, lalu

”Halo"? suara Tini. Aha !

"Uci ada Tin"?

"Udah berangkat, Pak"?

"Si Ade"?

"Mas Ade tadi nelepon mau pulang sore, ada belajar kelompok, katanya"? Kesempatan nih.

"Ya sudah.. ehm.. kerjaan kamu udah beres belum"?

"Hmm udah Pak, tinggal seterika entar sore"?

"Mau kan kamu mijit Bapak lagi? pegal-pegal nih kan udah seminggu"?

"Bisa Pak, jam berapa Bapak pulang ?

"Sekarang"

"Baik Pak, tapi saya mau mandi dulu"

Agak lama aku menunggu di depan pintu baru Tini membukanya.

"Maaf Pak, tadi baru mandi" Kata Tini tergopoh-gopoh. Ah, penisku mulai bergerak naik. Tini mengenakan daster yang basah di beberapa bagian dan jelas sekali bentuk bulat buah kembarnya sebagai tanda dia tak memakai BH. Mungkin buru-buru.

"Engga apa-apa. Bisa mulai "?

"Bisa pak saya ganti baju dulu"?

Hampir saja aku bilang, engga usah, kamu gitu aja. Untung tak jadi, ketahuan banget ada maksud lain selain minta pijit. Aku masuk kamar dan segera bertelanjang bulat. Terbawa suasana, penisku udah tegak berdiri. Kututup dengan belitan handuk. Pintu diketok. Tini masuk. Mengenakan rok terusan berbunga kecil warna kuning cerah, agak ketat, agak pendek di atas lutut, berkancing di depan tengah sampai ke bawah, membuatnya makin tampak bersinar. Warna roknya sesuai benar dengan bersih kulitnya. Dada itu kelihatan makin menonjol saja. Penisku berdenyut.

"Siap Tin"?

"Ya pak"?

Dengan hanya berbalut handuk, aku rebah ke tempat tidur, tengkurap. Tini mulai dengan memencet telapak kakiku. Ini mungkin urutan yang benar. Cara memijat tubuhku bagian belakang sama seperti pijatan pertama minggu lalu, kecuali waktu mau memijat pantat, Tini melepaskan handukku, aku jadi benar-benar bugil sekarang. Wangi sabun mandi tercium dari tubuhnya ketika ia memijat bahuku. Selama telungkup ini, penisku berganti-ganti antara tegang dan surut. Bila sampai pada daerah sensitif, langsung tegang. Kalau ngobrol basa-basi dan serius?, surut. Kalau ngobrolnya menjurus, tegang lagi.

"Depannya Pak"?

Dengan tenang aku membalikkan tubuhku yang telanjang bulat. Bayangkan, terlentang telanjang di depan pembantu. Penisku sedang surut. Tini melirik penisku, lagi-lagi hanya sekilas, sebelum mulai mengurut kakiku. Sekarang aku dengan jelas bisa melihatnya. Bayanganku akan bentuk buah dadanya di balik pakaiannya membuat penisku mulai menggeliat. Apalagi ketika ia mulai mengurut pahaku. Batang itu sudah tegak berdiri. Cara mengurut paha masih sama, sesekali menyentuh buah pelir. Bedanya, Tini lebih sering memandangi kelaminku yang telah dalam kondisi siap tempur.

"Kenapa Tin"? Aku mulai iseng bertanya.

"Ah.. engga" katanya sedikit gugup."

"Cepet bangunnya"

"hi ..hi..hi.."? katanya sambil ketawa polos.

"Iya dong. Kan masih sip kata kamu"?

Ada bedanya lagi. Kalau minggu lalu sehabis dari paha dia terus mengurut dadaku, kali ini dia langsung menggarap penisku, tanpa kuminta ! Apakah ini tanda-tanda dia akan bersedia kusetubuhi ? Jangan berharap dulu, mengingat "kesetiaan"? nya kepada isteriku. Cara mengurut penisku masih sama, pencet dan urut, hanya tanpa kocokan. Jadi aku tak sempat "mendaki", cuman" pengin menyetubuhinya !

"Udah. benar-benar masih sip, Pak"?

"Mau coba sipnya"? kataku tiba-tiba dan menjurus. Wajahnya sedikit berubah.

"Jangan dong Pak, itu kan milik Ibu. Masa sih sama pembantu"?

"Engga apa-apa, asal engga ada yang tahu aja”?

Tini diam saja. Dia berpindah ke dadaku. Artinya jarak kami makin dekat, artinya rangsanganku makin bertambah, artinya aku bisa mulai menjamahnya.

Antara 2 kancing baju di dadanya terdapat celah terbuka yang menampakkan daging dada putih yang setengah terhimpit itu. Aduuuhhh". Aku mampu bertahan engga nih". Apakah aku akan melanggar janjiku ?

Seperti minggu lalu juga tangan kiriku mulai nakal. Kuusap-usap pantatnya yang padat dan menonjol itu. Seperti minggu lalu juga, Tini menghindar dengan sopan. Tapi kali ini tanganku bandel, terus saja kembali ke situ meski dihindari berkali-kali. Lama-lama Tini membiarkannya, bahkan ketika tanganku tak hanya mengusap tapi mulai meremas-remas pantat itu, Tini tak ber-reaksi, masih asyik mengurut. Tini masih saja asyik mengurut walaupun tanganku kini sudah menerobos gaunnya mengelus-elus pahanya. Tapi itu tak lama, Tini mengubah posisi berdirinya dan meraih tangan nakalku karena hendak mengurutnya, sambil menarik nafas panjang. Entah apa arti tarikan nafasnya itu, karena memang sesak atau mulai terangsang ?

Tanganku mulai diurut. Ini berarti kesempatanku buat menjamah daerah dada. Pada kesempatan dia mengurut lengan atasku, telapak tanganku menyentuh bukit dadanya. Tak ada reaksi. Aku makin nekat. Tangan kananku yang sedari tadi nganggur, kini ikut menjamah dada sintal itu.

"Paak " Katanya pelan sambil menyingkirkan tanganku.

Okelah, untuk sementara aku nurut. Tak lama, aku sudah tak tahan untuk tak meremasi buah dada itu. Kudengar nafasnya sedikit meningkat temponya. Entah karena capek memijat atau mulai terangsang akibat remasanku pada dadanya.

Yang penting, dia tak menyingkirkan tanganku lagi. Aku makin nakal. Kancing paling atas kulepas, lalu jariku menyusup. benar-benar daging padat. Tak ada reaksi. Merasa kurang leluasa, satu lagi kancingnya kulepas. Kini telapak tanganku berhasil menyusup jauh sampai ke dalam BH-nya, Ah, putting dadanya sudah mengeras ! Tini menarik telapak tanganku dari dadanya.

"Bapak kok nakal sih" Katanya, dan.. tiba-tiba dia merebahkan tubuhnya ke dadaku. Aku sudah sangat paham akan sinyal ini. Berarti aku akan mendapatkannya, lupakan janjiku. Kupeluk tubuhnya erat-erat lalu kuangkat sambil aku bangkit dan turun dari tempat tidur. Kubuka kancing blousenya lagi sehingga BH itu tampak seluruhnya. Buah dada sintal itu terlihat naik turun sesuai irama nafasnya yang mulai memburu. Kucium belahan dadanya, lalu bergeser ke kanan ke dada kirinya. Bukan main dada wanita muda ini. Bulat, padat, besar, putih.

Kuturunkan tali BHnya sehingga putting tegang itu terbuka, dan langsung kusergap dengan mulutku.

"Aaahhffffhhhhh". Paaaaak"? rintihnya. Tak ada penolakan. Aku pindah ke dada kanan, kulum juga. Kupelorotkan roknya hingga jatuh ke lantai. Kulepaskan kaitan BH-nya sehingga jatuh juga. Dengan perlahan kurebahkan Tini ke kasur, dada besar itu berguncang indah. Kembali aku menciumi, menjilati dan mengulumi kedua buah dadanya. Tini tak malu2 lagi melenguh dan merintih sebagai tanda dia menikmati cumbuanku.

Tanganku mengusapi pahanya yang licin, lalu berhenti di pinggangnya dan mulai menarik CD-nya
"Jangan Pak".” Kata Tini terengah sambil mencegah melorotnya CD. Wah "engga bisa dong" aku udah sampai pada point no-return, harus berlanjut sampai hubungan kelamin.

"Engga apa-apa Tin ya. Bapak pengin. Badan kamu bagus bener”? Waktu aku membuka Cdnya tadi, jelas kelihatan ada cairan bening yang lengket, menunjukkan bahwa dia sudah terangsang. Aku melanjutkan menarik CD-nya hingga lepas sama sekali. Tini tak mencegah lagi. Benar, Tini punya bulu kelamin yang lebat. Kini dua2nya sudah polos, dan dua2nya sudah terangsang, tunggu apa lagi. Kubuka pahanya lebar lebar. Kuletakkan lututku di antara kedua pahanya. Kuarahkan kepala penisku di lubang yang telah membasah itu, lalu kutekan sambil merebahkan diri ke tubuhnya.

"Auww". Pelan-pelan Pak. Sakit.!"

"Bapak pelan-pelan nih”? Aku tarik sedikit lalu memainkannya di mulut vaginanya.

"Bapak sabar ya". Saya udah lamaa sekali engga gini ”?

"Ah masa”?

"Benar Pak"?

"Iya deh sekarang bapak masukin lagi ya. Pelan deh.."?

"Benar Bapak engga bilang ke Ibu kan" ?

"Engga dong gila apa"?
Terpaksa aku pegangi penisku agar masuknya terkontrol. Kugeser-geser lagi di pintu vaginanya, ini akan menambah rangsangannya. Baru setelah itu menusuk sedikit dan pelan.

"Aaghhhhfff"? serunya, tapi tak ada penolakan kaya tadi

"Sakit lagi Tin" Tini hanya menggelengkan kepalanya.

"Terusin Pak perlahan"? sekarang dia yang minta.

Aku menekan lagi. Ah, bukan main sempitnya vagina wanita muda ini. Kugosok-gosok lagi sebelum aku menekannya lagi. Mentok. Kalau dengan isteriku atau Si Ani, tekanan segini sudah cukup menenggelamkan penisku di vaginanya masing-masing. Tini memang beda. Tekan, goyang, tekan goyang, dibantu juga oleh goyangan Tini, akhirnya seluruh batang panisku tenggelam di vagina Tini yang sempit itu. benar-benar penisku terasa dijepit. Aku menarik penisku kembali secara amat perlahan. Gesekan dinding vagina sempit ini dengan kulit penisku begitu nikmat kurasakan. Setelah hampir sampai ke ujung, kutekan lagi perlahan pula sampai mentok. Demikian seterusnya dengan bertahap menambah kecepatan. Tingkah Tini sudah tak karuan. Selain merintih dan teriak, dia gerakkan tubuhnya dengan liar. Dari tangan meremas sampai membanting kepalanya sendiri. Semuanya liar. Akupun asyik memompa sambil merasakan nikmatnya gesekan. Kadang kocokan cepat, kadang gesekan pelan. Penisku mampu merasakan relung-relung dinding vaginanya. Memang beda, janda muda beranak satu ini dibandingkan dengan isteriku yang telah kali melahirkan. Beda juga rasanya dengan Ani yang walaupun juga punya anak satu tapi sudah 30 tahun dan sering dimasuki oleh suaminya dan aku sendiri.

Aku masih memompa. Masih bervariasi kecepatannya. Nah, saat aku memompa cepat, tiba-tiba Tini menggerak-gerakan tubuhnya lebih liar, kepalanya berguncang dan kuku jarinya mencengkeram punggungku kuat-kuat sambil menjerit, benar-benar menjerit ! Dua detik kemudian gerakan tubuhnya total berhenti, cengkeraman makin kuat, dan penisku merasakan ada denyutan teratur di dalam sana. "Ohh nikmatnya"..

Akupun menghentikan pompaanku. Lalu beberapa detik kemudian kepalanya rebah di bantal dan kedua belah tangannya terkulai ke kasur, lemas". Tini telah mencapai orgasme ! Sementara aku sedang mendaki.

"Paaak ooohhhh.."?

"Kenapa Tin ”?

"Ooohh sedapnya”?

Lalu diam, hening dan tenang. Tapi tak lama. Sebentar kemudian badannya berguncang, teratur. Tini menangis !

"Kenapa Tin”?

Air matanya mengalir. Masih menangis. Kaya gadis yang baru diperawani saja.

"Saya berdosa ama Ibu"? katanya kemudian

"Engga apa-apa Tin.. Kan Bapak yang mau"?

"Iya .. Bapak yang mulai sih. Kenapa Pak, Jadinya saya engga bisa menahan"

Aku diam saja.

"Saya khawatir Pak "

"Sama Ibu, Bapak engga akan bilang ke siapapun"?

"Juga khawatir kalo kalo ”?

"Kalo apa Tin ?

"Kalo saya ketagihan"

"Oh jangan khawatir, Pasti Bapak kasih kalo kamu pengin lagi. Tinggal bilang aja"?

"Ya itu masalahnya"?

"Kenapa ?

"Kalo sering-sering kan lama2 ketahuan .."?

"Yaah harus hati-hati dong"? kataku sambil mulai lagi menggoyang.

Kan aku belum sampai.

"Ehhmmmmmm" reaksinya. Goyang terus. Tarik ulur. Makin cepat.

Tini juga mulai ikut bergoyang. Makin cepat. Aku merasakan hampir sampai di puncak.

"Tin"

"Ya Pak"

"Bapak. hampir sampai”

"Teruus Pak"?

"Kalo.. keluar gimana ?

"Keluarin..aja Pak… engga apa-apa"

"Engga.. usah dicabut"?

"Jangan.. pak, aman kok"

Aku mempercepat genjotanku. Gesekan dinding vaginanya yang sangat terasa mengakibatkan aku cepat mencaki puncak. Kubenamkan penisku dalam-dalam. Kusemprotkan maniku kuat-kuat di dalam. Sampai habis. Sampai lunglai. Sampai lemas.

Beberapa menit berikutnya kami masih membisu. Baru saja aku mengalami kenikmatan luar biasa. Suatu nikmat hubungan seks yang baru sekarang aku alami lagi setelah belasan tahun lalu berbulan madu dengan isteriku. Vagina Tini memang "gurih"?, dan aku bebas mencapai puncak tanpa khawatir resiko. Tapi benarkah tanpa resiko. Tadi dia bilang aman. Benarkah ?

"Tin"

"Ya .. Pak"

"Makasih ya benar-benar nikmat"

"Sama-sama Pak. Saya juga merasakan nikmat"

"Masa .."

"Iya Pak. Ibu benar-benar beruntung mendapatkan Bapak"

"Ah kamu”

"Baner Pak. Sama suami engga seenak ini"

"Oh ya ”

"Percaya engga Pak". Baru kali ini saya merasa kaya melayang-layang ”

"Emang sama suami engga melayang, gitu"

"Engga Pak. Seperti yang saya bilang, punya Bapak bagus banget"?

"Katamu tadi". Udah berapa lama kamu engga begini .."?

"Sejak".ehm".. udah 4 bulan Pak"?

"Lho. Katanya kamu udah cerai 5 bulan"?

"Benar ”

"Trus "?

"Waktu itu saya kepepet Pak"

"Sama siapa"?

"Sama tamu. Tapi baru sekali itu Pak. Makanya saya hanya sebulan kerja di panti pijat itu. Engga tahan diganggu terus"

"Cerita dong semuanya"!

"Ada tamu yang nafsunya gede banget. Udah saya kocok sampai keluar, masih aja dia mengganggu. Saya sampai tinggalin dia. Trus akhirnya dia ninggalin duit, lumayan banyak, sambil bilang saya ditunggu di Halte dekat sini, hari Sabtu jam 10.00. Dia mau ajak saya ke Hotel. Kalo saya mau, akan dikasih lagi sebesar itu"?

"Trus"?

"Saya waktu itu benar-benar butuh buat bayar rumah sakit, biaya perawatan adik saya. Jadi saya mau"

"Pernah sama tamu yang lain "?

"Engga pernah Pak. Habis itu trus saya langsung berhenti"

"Kapan kamu terakhir "main" ?

"Ya itu, sama tamu yang nafsunya gede itu, 4 bulan lalu. Setelah itu saya kerja jadi pembantu sebelum kesini. Selama itu saya engga pernah "main", sampai barusan tadi sama Bapak. Enak banget barusan, kali karena udah lama engga ngrasain ya Pak atau emang punya Bapak siip banget hi..hi.."?

Polos banget anak ini. Aku juga merasakan nikmat yang sangat. Dia mungkin engga menyadari bahwa dia punya vagina yang "legit"?, lengket-lengket sempit, dan seret.

"Kamu engga takut hamil sama tamu itu ?"

"Engga. Sehabis saya melahirkan kan pasang aiyudi (maksudnya IUD, spiral alat KB).

"Waktu cerai saya engga lepas, sampai sekarang. Bapak takut saya hamil ya"?

Aku lega bukan main. Berarti untuk selanjutnya, aku bisa dengan bebas menidurinya tanpa khawatir dia akan hamil.

"Jam berapa Pak ?"

"Jam 4 lewat 5"

"Pijitnya udah ya Pak, saya mau ke belakang dulu"

"Udah disitu aja" kataku sambil menyuruh dia ke kamar mandi dalam kamarku.

Dengan tenangnya Tini beranjak menuju kamar mandi, masih telanjang. Goyang pantatnya lumayan juga. Tak lama kemudian Tini muncul lagi. Baru sekarang aku bisa jelas melihat sepasang buah dada besarnya.

Bergoyang seirama langkahnya menuju ke tempat tidur memungut BH-nya. Melihat caranya memakai BH, aku jadi terangsang. Penisku mulai bangun lagi. Aku masih punya sekitar 45 menit sebelum isteriku pulang, cukup buat satu ronde lagi. Begitu Tini memungut CD-nya, tangannya kupegang, kuremas.

"Bapak pengin lagi, Tin"

"Ah, nanti Ibu keburu dateng, Pak"

"Masih ada waktu kok"?

"Ah Bapak nih, gede juga nafsunya"? katanya, tapi tak menolak ketika BH nya kulepas lagi. Sore itu kembali aku menikmati vagina legit milik Tini, janda muda beranak satu, pembantu rumah tanggaku..

Hubungan seks kami selanjutnya tak perlu didahului oleh acara pijitan. Kapan aku mau tinggal pilih waktu yang aman (cuma Tini sendirian di rumah) biasanya sekitar jam 2 siang. Tini selalu menyambutku dengan antusias, sebab dia juga menikmati permainan penisku. Tempatnya, lebih aman di kamarnya, walaupun kurang nyaman. Bahkan dia mulai"berani"? memanggilku untuk menyetubuhinya. Suatu siang dia meneleponku ke kantor menginformasikan bahwa Uci udah berangkat sekolah dan Ade pergi less bahasa Inggris, itu artinya dia sendirian di rumah, artinya dia juga pengin disetubuhi. Terbukti, ketika aku langsung pulang, Tini menyambutku di pintu hanya berbalut handuk. Begitu pintu kukunci, dia langsung membuang handuknya dan menelanjangiku ! Langsung saja kita main di sofa ruang tamu.

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku- Spesial Update Foto Imut Cantik pengembaramalam.com kali ini akan berbagi informasi unik seputar Berita Harian Dewasa Terbaru Posting Pilihan Cerita Dewasa~vidio 3gp~ Berita Heboh~ Unik Asik Semoga Postingan Kali ini lebih menghibur Pecinta pengembaramalam.com Foto Hot ~ABG` Artis model Cantik IMut, Igo BugilCewek Bispak Tante.

Cerita Dewasa Ngentot Istri Diintip Pembantuku


Hai semua pengemar cerita sex dan cerita dewasa ngentot perkenalkan dulu nama gw Hendro 29 tahun sedangkan istri gw lisha 30 setahun lebih tua dari gw, gw ingin menceritakan kisah sex nyata dalam kehidupan rumah tangga kami yang sayang kalo kami simpan dan ketahui bertiga saja, gw dan istri gw pertama kali ketemu saat gw pindah tugas di kantor yang sama dengan istri gw, hubungan kami selalu hangat dikeseharian selama 5thn lebih kami jalani. kami saling terbuka, saling jujur dan dari semua itu kami bisa saling percaya satu sama lain, untuk kehidupan sex kami saling terbuka terhadap apa yang masing-masing inginkan dan fantasikan. Berawal dari hoby kami yang sama-sama senang menonton filmbokep dan saling berfantasi dalam bercinta kehidupan sex kami berdua menjadi liar tak terkendali. Berikut cerita dewasa ngentot istri ditonton pembantu

Saling bercerita tentang pengalaman sex sebelum kami menikah, sebelum kami berpacaran dan menikah, lisha adalah wanita primadona di kantor. lisha cukup cantik dengan wajah sedikit oriental meski berdarah jawa. tingginya kira2 168 dengan tubuh yang padat berisi dan kulit putih mulus terawat, cukup banyak teman-teman kantor yang sering mengajaknya keluar makan malam dan kencan dengan lisha, namun selama itu lisha hanya menjalaninya sebatas jalan dan makan malam tidak pernah lebih dari itu. namun pengalaman sexnya lebih banyak ketika lisha kuliah dulu, ketika kami akan bercinta gw sering menyuruh lisha bercerita dan mengingat pengalaman sexnya dulu. gw suka sekali saat dia mercerita dan merangsang gw dengan handjobnya yang hot. dia bercerita tentang pengalamannya ketika pertama diperawani, cowok keduanya yang selalu lisha puji karena punya kontol yang gede dan panjang, cowok ketiganya yang belum pernah masukin kontolnya karena takut lisha hamil namun hampir setiap hari minta HJ dan BJ, dan beberapa kenakalannya ketika HJ dan BJ teman2 cowoknya dulu yang bukan pacarnya.
lisha pun terkadang meminta gw menceritakan pengalaman gw dengan cewek sebelum kami menikah, fantasi seperti itu membuat perasaan menjadi ga karuan horny+cemburu+penasaran, sering kami saling masturbasi bersama dengan bergantian bercerita hal2 semacam itu terkadang kami bercinta dengan menyebut nama mantan kami masing2 dan hal itu menjadikan acara bercinta kami menjadi luar biasa.
Eksibisionis pertama kami, hari itu hari sabtu saat libur weekend kami berdua.pagi itu gw lagi asik menonton TV lisha datang menghampiri gw
“pi ada acara ga hari ini?” tanya lisha pada gw “ga ada emang napa?” kata gw balik bertanya
“cari ide gila dong… gw lagi pengen ‘nakal’ nih” ajak lisha sambil bersandar di samping gw .
“ide gila apaan ya…?” saut gw sambil mencoba berfikir.
tiba2 tangan lisha bergerilya mengelus kontol gw yang masih pulas tidur di dalam celana boxer gw .
“ayolah masa ga ada ide?” tanya lisha mendesak gw
Tangan lisha menurunkan celana boxer gw hingga terlihat utuh kontol gw, melihat kontol gw dalam posisi bebas langsung lisha menyambarnya dengan mulut dan memainkannya dengan lidah, merasakan permainan mulut dan lidah lisha kontol gw langsung tegap berdiri,kami lagi melakukan di ruang tengah tempat kami nonton TV dan berkumpul, dirumah kami selain gw lisha dan anak kami yang berumur 4thn juga ada sepupu lisha dari jakarta yang kuliah dikota ini dan kartika seorang pembatu kami yang sekaligus baby sitter, kartika sudah sekitar 2 tahun bekerja di rumah kami umurnya masih muda 24 thn.hari ini anak gw tidak dirumah kakek dan neneknya mengajak anak gw bermalam di rumah mereka.nindy sepupu lisha sedari pagi tadi sudah keluar ga tau kemana.tinggal kartika pembantu gw yang tadi gw lihat di dapur memasak untuk sarapan kami, sekitar hampir sepuluh menit lisha mainin kontol gw dengan mulutnya kemudian gw mengangkat tshirt biru lisha melepaskan dari tubuh montoknya. terlihat toket lisha yang tak tertutup bra bergelayut bebas.
“kalo cari idenya sambil ML pasti dapet pi…” kata lisha sambil berdiri didepan gw
Dia menurunkan celana pendeknya sekaligus cd merah yang dia pakai. memek tembem faforit gw tersaji di depan mata gw, gw turunkan juga boxer gw sambil duduk dan melepaskah tshirt putih gw, sekarang kami telanjang bulat saling berhadapan.lisha tidak langsung mendekatkan tubuhnya pada gw , dia naikkan kaki kanannya di samping paha gw dan dengan lembut dia memainkan memeknya yang terlihat basah. sambil tangan satunya meremas2 toket gedenya. gw hanya menikmati pemandangan itu dengan tangan kanan gw mengocok2 kontol, kemudian lisha menempatkan memeknya di kontol gw yang tegang siap tempur. dia duduk diatas gw dengan menyodorkan toketnya kearah muka gw, dengan nikmatnya dia mendesah bergoyang menikmati tusukan kontol gw dan kuluman gw di puting2nya bergantian, sekitar 5 menit kami bercinta terlihat dari belakang lisha kartika berdiri terkejut saat keluar dari pintu dapur, langsung pelan2 gw memberikan isyarat padanya untuk tenang tak bersuara, bukannya berlalu pergi kartika malah bersandar di dinding menonton lisha menduduki kontol gw, melihat kartika menyaksikan aksi kami perasaann gw menjadi tambah terangsang.
“mi gw ada ide… gimana klo kita bercinta dedepan orang” bilang gw sambil tetap menikmati permainan memek lisha .
“maksud papi ditonton orang lain gitu… wah seru kayaknya pi…” sahut lisha menyetujui ide gw tadi.
“tapi sapa yang mau papi suruh liat?” lanjut lisha sambil menghentikan goyangannya.
“kamu maunya sapa?” tanya gw sambil meremas kedua toketnya.
“sapa aja deh terserah…”sahut lisha sambil melanjutkan gerakan naikturunnya di pangkuan gw .
“oooh…. piii… ngebayangin aja udah gah tahan gw pi…”lisha menggelijang sambil menggigit bibir bawahnya merasakan dinding memeknya dielus kontol gw
Gw sedikit menoleh kearah kartika yang berdiri sambil memainkan bibirnya gemas melihat permainan kami, kartika hanya berdiri sambil merapatkan kedua kakinya dengan tangan dilipat kedepan sambil sesekali menekan2 toketnya.
“ohh… pi.. aaahhh…” erang lisha sambil mengejang tanda orgasmenya datang.
“kayaknya ide bagus tuh pi… ngebayangin aja gw udh ga tahan gini” kata lisha “ga usah dibayangi mi… dinikmati aja… udah ada yang liatin kok dari tadi.”kata gw menyadarkan lisha kalau sedari tadi kartika menikmati pemandangan itu, seketika lisha terkejut dan menoleh kanan kiri dan melihat kartika di belakangnya berdiri dengan wajah merah mungkin malu dan takut.
lisha langsung berdiri membelakangi gw dengan menutup tubuhnya dengan keduatangannya.
“ngapain kamu berdiri disitu?!?!” tanya lisha dengan lantang.
kelihatannya lisha tidak suka dengan kehadiran kartika disana, namun sebelum lisha meneruskan kata2nya langsung gw dorong tubuhnya hingga membungkuk dengan tangan di meja, gw tancapkan lagi kontol gw di memeknya dan dengan gerakan menghentak2 gw menusuk2 memek lisha, lisha terkejut dan kembali mengerang keenakan merasakan tusukan gw yang menyentuh gspotnya, melihat lisha tadi memarahinya kartika pelan2 melangkah hendak pergi.
“oohhh… ah… kartika kamu duduk saja di situ shhh…” perintah lisha pada kartika sambil mendesah2 keenakan.
“aaagghhh…papi kontol kamu enak banget pi… ooohh….” teriak lisha kelihatannya lisha mulai terbakar horny luar biasa setelah tau ada orang lain yang menonton permainan kami, kartika hanya duduk bersandar di sofa tepat disamping kami.
“kartika kamu pernah dient*t ga?” tanya lisha sambil memaju mundurkan pantatnya melawan gerakan pinggaang gw, kartika hanya menggelengkan kepala tanda bahwa dia masih virgin, lisha mendorong tubuh gw kebelakang hingga kontol gw tercabut dari memeknya. lisha meraih lengan gw menariknya menuju kartika yang duduk disebelah kami.
“kartika kamu jangan cerita sama sapa2 ya kejadian ini” mohon lisha pada kartika .
“sebagai imbalannya kamu boleh menonton kami bercinta kapan saja kamu mau… oke…”tambah lisha kartika hanya mengangguk tanda setuju sambil sesekali mencuri pandang pada kontol gw yang tegap berdiri.
“pi gw mau kasih tunjuk kartika kontol papi kalo ngecrotin seperma pi…” kata lisha sambil bersimpuh memainkan kontol gw dengan tangannya dihadapan kartika .
melihat mata kartika melihat tonggkol gw gw semakin terangsang hingga ujung kontolnya membesar.
“ingat kartika … kamu cuma boleh liat tapi ga boleh pegang oke…” kata lisha sambil mendekatkan bibirnya ke kontol gw .
kuluman lisha dan pandangan kartika pada kontol gw membuat cairan gw tak dapat tertahan lagi, merasakan kontol gw berdenyut dimulutnya lisha segera mengeluarkan kontol gw dan mengocoknya hingga cairan itu menyembur ke leher dan dada lisha, kami segera membersihkan cairan2 tersebut di tubuh kami dan terlihat kartika membantu dengan membersihkan cairan gw yang berceceran di karpet ruang tengah itu, kartika mungkin terlalu lugu untuk melihat tontonan seperti itu namun semenjak hari itu selama tidak ada orang lain selain gw lisha dan kartika , kami sering bercinta di sembarang tempat di rumah meskipun tidak selalu kartika menemani kami untuk menonton permainan kami, terkadang kartika hanya lewat saja sambil sesekali berhenti menyaksikan kami dan langsung pergi lagi. mungkin karena takut kepingin atau jijik kami berdua tetap menikmati permainan ini, cerita sex dewasa ngentot istri ditonton pembantu ini akan kami lanjutkan ke edisi kedua apakan gw akan ngentot sama pembantu itu atau kami bertiga ikut dalam permainan ini tunggu aja kelanjutannya